Mereview Jurnal-Jurnal Referensi Penulisan Artikel Ilmiah
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Mereview Jurnal-Jurnal Referensi Penulisan Artikel Ilmiah
Judul | Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis” karya Zaenal Arifin |
Kutipan Jurnal | Sapentri, Evan. "Male gaze dan pengaruhnya terhadap representasi perempuan dalam lukisan “Realis Surealis” karya Zaenal Arifin." Journal of Urban Society's Arts 4.1 (2017): 29-35. |
Halaman | 7 Halaman |
Tahun | 2017 |
Penulis | Evan Sapentri |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Lukisan “Realis Surealis” karya Zaenal Arifin |
Metodologi |
|
Hasil Analisis | Wujud dari pandangan atau tatapan laki-laki (the male gaze) terlihat ketika Arifin merepresentasikan perempuan sebagai subjek untuk membicarakan perihal tubuh dan ketubuhannya. Dalam lukisan yang berjudul “Dialog Imajiner: Women Power” dan “Power of Love”, Arifin menunjukan peran perempuan sebagai figur yang independen, kuat dan santun. Perempuan sebagai seseorang yang terbuka pikirannya, mampu menerima masukan, kritikan dan akan selalu berbenah diri. Kekuatan dan kelembutan inilah yang dijadikan Arifin sebagai dualias untuk membangkitkan semangat perempuan dalam meraih impiannya. |
Kesimpulan | Zaenal Arifin sampai saat ini masih rutin berkarya dan mengikuti beberapa pameran yang diselenggarakan di Indonesia maupun di luar, pameran bertajuk “Laku” ini merupakan wujud eksistensi Arifin sebagai seorang seniman, bukan semata-mata hanya untuk mencari ketenaran dalam hidup, melainkan bagaimana Arifin mampu memindahkan nilai-nilai, sifat, dan perilaku-perilaku positif yang disampaikan dalam pameran melalui sentuhan artistik kedalam lukisannya yang ia sebut sebagai lukisan realis. |
Gambar | Power of Love, Cat minyak di atas kanvas, 200 cm x 150 cm, 2012 |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
2. Kajian Estetika Lukisan Realis Kontemporer Drs. Irwan,M.Sn. Yang Berjudul Di Ujung Tanduk
Judul | Kajian Estetika Lukisan Realis Kontemporer Drs. Irwan,M.Sn. Yang Berjudul Di Ujung Tanduk |
Kutipan Jurnal | Khairi, Asra Ilal, dan Abdul Hafiz. "Kajian Estetika Lukisan Realis Kontemporer Drs. Irwan, M. Sn. yang Berjudul di Ujung Tanduk." Gorga: Jurnal Seni Rupa 11.1 (2022): 138-146. |
Halaman | 9 Halaman |
Tahun | 2022 |
Penulis | Asra Ilal Khairi dan Abdul Hafiz |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Lukisan Realis Kontemporer karya Drs. Irwan,M.Sn yang berjudul Di Ujung Tanduk dibuat pada tahun 2018 dengan media akrilik di atas kanvas dan ukuran 70 cm x 90 cm. |
Metodologi |
|
Hasil Analisis | Eksistensi kebudayaan minangkabau mulai diragukan karena kurang dijaga dan semakin hari minat masyarakat semakin pudar. Salah satu faktornya yaitu kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk mempelajari budaya dan masuknya kebudayaan asing yang mempengaruhi. Lukisan Realis Kontemporer karya Drs. Irwan,M.Sn yang berjudul Di Ujung Tanduk dibuat pada tahun 2018 dengan media akrilik di atas kanvas dan ukuran 70 cm x 90 cm inimerupakan representasi visual mengenai keprihatinan terhadap tatanan adat di kebudayaan yang hapir punah di tengah-tengah masyarakat terutama generasi muda. |
Kesimpulan | Dapat disimpulkan bahwa kebudayaan di Minangkabau mulai memudar, disebabkan beberapa hal seperti pengaruh budaya luar dan kesadaran masyarakat dalam melestarikan kebudayaan. Lukisan ini mengajak semua pihak untuk menyadari akan hal tersebut dan mulai mengambil sikap demi terjaganya budaya sehingga tidak mudah tergantikan. |
Gambar | Di Ujung Tanduk, akrilik di atas kanvas, 70 cm x 90 cm, 2018 |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
Judul | Citra Perempuan Dalam Lukisan Karya Permadi Lyosta |
Kutipan Jurnal | Taruan, Hatmi Negria, Susandro Susandro, dan Rika Wirandi. "CITRA PEREMPUAN DALAM LUKISAN KARYA PERMADI LYOSTA." Gorga: Jurnal Seni Rupa 11.2: 581-589. |
Halaman | 9 Halaman |
Tahun | 2022 |
Penulis | Hatmi Negria Taruan, Susandro, dan Rika Wirandi |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Lukisan-lukisan mengenai perempuan karya Permadi Lyosta |
Metodologi |
|
Hasil Analisis | Lukisan Permadi Lyosta banyak memotret realita kehidupan masyarakat Indonesia dalam beragam tema. Ia adalah salah satu dari sekian banyak pelukis realis Indonesia yang berkiprah saat melejitnya nama Lekra dalam dinamika politik dan kebudayaan Indonesia. Lukisan-lukisanfisiknya yang masih tersimpan di rumah kediamannya di Jakarta. Sebagian besar lukisannya banyak mengambarkan citra perempuan dengan berbagai latar. Latar etnografis, misalnya – dapat dilihat dari beberapa lukisannya tentang perempuan Gayo dan perempuan Bali dengan pakaian adat tradisional. Gayo (Aceh Tengah) dan Bali adalah dua daerah yang ditempati Permadi cukup lama sebelum pindah ke Jakarta. Selain latar etnografis, isu gender secara tidak langsung dapat dilihat dari beberapa lukisannya yang bertema tentang perempuan pekerja di pasar, di wilayah pertanian, dan perempuan sebagai ibu rumah tangga, serta beberapa lukisan tentang sosok perempuan tua. Lukisan potret realis bertema perempuan Gayo di atas, memperlihatkan beberapa aspek etnografis kebudayaan suku Gayo, terutama yang melekat pada perempuan, seperti penutup kepala, baju dengan motif hias khas Gayo, kain kerawang Gayo, manik-manik, gelang, dan sebagianya. Beberapa foto di antaranya memunculkan latar lukisan yang menampakkan rumah adat tradisional suku Gayo serta kendi air yang biasa disebut Keni Gayo. |
Kesimpulan | Pelukis Rakyat era LEKRA, Permadi Lyosta hampir sama dengan teman sejawatnya maupun seniornya masa itu. Meskipun perupa LEKRA tidak banyak bisa dilacak karena alasan tertentu, salah satunya mengalami pemusnahan oleh rezim yang berkuasa saat itu namun kita bisa menikmati karya-karyanya. Dari keragaman tema karyanya, kita menemui hal-hal yang menarik yang ia kemukakan dalam karyanya, yakninya tentang perempuan yang dibingkai oleh kesadaran etnografis dan potret ketimpangan gender atas salah makhluk tuhan yang luar biasa tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, potret ironis akan kondisi perempuan dilukis secara lugas oleh Permadi dalam beberapa nomor karyanya. Perempuan yang memiliki peran ganda sebagai perempuan, istri, ibu, sekaligus pencari nafkah untuk kelangsungan hidup keluarga, terutama anaknya. Perempuan rela berperan sebagai pekerja kasar, seperti buruh tani, pedagan pasar, dan sebagainya. Sedangkan ketika di rumah – di ruang domestik, perempuan tetap harus memikul beban tugas memelihara dan merawat anak-anaknya. |
Gambar | |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
4. Mendobrak Nilai-nilai Patriarki Melalui Karya Seni Analisis Terhadap Lukisan Citra Sasmita
Judul | Mendobrak Nilai-nilai Patriarki Melalui Karya Seni Analisis Terhadap Lukisan Citra Sasmita |
Kutipan Jurnal | Putri, Aninda Dyah Hayu Pinasti, et al. "Mendobrak Nilai-nilai Patriarki Melalui Karya Seni: Analisis Terhadap Lukisan Citra Sasmita." Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni 19.2 (2018): 159-173. |
Halaman | 20 Halaman |
Tahun | 2018 |
Penulis | Aninda Dyah Hayu Pinasti Putri. |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Lukisan-lukisan karya Citra Sasmita |
Metodologi |
|
Hasil Analisis | Perupa perempuan menarik untuk diungkap sebagai subaltern. Partisipasi perempuan sebagai perupa diharapkan menghilangkan gambaran perempuan yang selama ini diciptakan oleh perupa laki-laki. Dominasi perupa laki-laki menunjukkan minimnya perempuan perupa, seolah dunia perupa tidak memberi tempat bagi perempuan. Kondisi tersebut menunjukkan bila perempuan perupa di Indonesia mengenaskan, yaitu jika tidak musnah ia terpinggirkan, atau tampil hampir tanpa etos dan vitalitas kreatif. |
Kesimpulan | Karya-karya Citra memang dibuat untuk mengkritik kultur patriarki yang berkembang pada budaya Bali. Citra Sasmita juga mengungkapkan persoalan tentang sikap mental masyarakat patriarki yang mensubordinasi kaum perempuan. Sebagai seniman perempuan asal Bali, Citra mengaku mengalami masalah ganda karena di satu sisi ada sikap mental masyarakat patriarki dan di sisi lain adanya pengkotak-kotakan orang berdasarkan kastanya masing-masing. Berkarya bukan permasalahan apakah perempuan atau pria, tetapi tentang ide yang dibawa dalam setiap penciptaan karyanya apakah sudah mampu menyampaikanpesan pada penikmatnya. Membawa gagasan yang dapat diterima masyarakat dan memberikan suatu perubahan positif. Menjadi perempuan adalah suatu takdir yang pantas untuk dibanggakan. |
Gambar | Citra Sasmita Autopsy_A4_Acrylic on Paper_2015 Citra Sasmita_Eternal Bound_A4_Oil on Paper_2014 |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
Judul | Gajah Sumatra dalam Karya Lukis Realis Kontemporer |
Kutipan Jurnal | Pratama, Heryan Pandu, M. Sn Erfahmi, dan M. Sn Ariusmedi. "GAJAH SUMATERA DALAM KARYA LUKIS REALIS KONTEMPORER." Serupa The Journal of Art Education 7.2 (2018). |
Halaman | 20 Halaman |
Tahun | 2018 |
Penulis | Heryan Pandu Pratama, Erfahmi, Ariusmedi |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Lukisan Gajah Sumatra beraliran Realis Kontemporer |
Metodologi | Metode dan proses pembuatan karya yang dilakukan dalam penciptan karya seni lukis ini melalui beberapa langkah: (1) persiapan, (2) Elaborasi, (3) Sintesis, (4) Realisasi Konsep, (5) Penyelesaian. |
Hasil Analisis | Hasil dari visualisasi gajah Sumatera dalam karya lukis realis kontemporer ini mengungkapkan kondisi gajah Sumatera yang terancam dan mati akibat perburuan liar ataupun dibunuh secara sengaja. |
Kesimpulan | Karya lukis ini ditulis yang merupakan hasil pengamatan yang menimbulkan keresahan bagi penulis khususnya gajah Sumatra. Gambar ini ditujukan untuk menggambarkan keresahan, mengungkapkan kondisi gajah sumatra yang terancam maupun mati akibat perburuan liar ataupun dibunuh secara sengaja, itulah pesan yang ingin disampaikan dalam lukisan ini. |
Gambar | Satu Persatu, 100x120 cm, akrilik pada kanvas, 2018 |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
6 .Lukis Potret Karya Solichin Totok: Kajian Nilai Estetik dan Proses Penciptaan
Judul | Lukis Potret Karya Solichin Totok: Kajian Nilai Estetik dan Proses Penciptaan |
Kutipan Jurnal | Septiana, Wilujeng Eky, danMujiyono Mujiyono. "LUKIS POTRET KARYA SOLICHIN TOTOK: KAJIAN NILAI ESTETIK DAN PROSES PENCIPTAAN." Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni 11.2 (2022): 26-35. |
Halaman | 10 Halaman |
Tahun | 2022 |
Penulis | Wilujeng Eky Septiana, dan Mujiyono |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya lukis Solichin Totok |
Metodologi | Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, verifikasi, dan triangulasi. |
Hasil Analisis | Hasil penelitian menunjukan karya seni lukis Solichin dari segi estetik memiliki dua nilai yaitu nilai intrinsik lukisan Solichin terletak pada unsur - unsur visual dan prinsip desain pada lukisannya, seperti setting cahaya, bentuk, komposisi yang hebat, gestur yang luwes, dan subjek utama tampak jelas menjadi center of interest. Sedangkan dalam nilai ekstrinsik memberi makna human interest dan pada proses penciptaan karya Solichin dilakukan dengan tiga tahapan diantaranya: tahapan awal, tahapan menyempurnakan, mengembangkan, dan memantapkan gagasan awal, serta tahapan visualisasi ke dalam medium |
Kesimpulan | Pada lukisan potret Solichin terdapat nilai estetik, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Nilai intrinsik pada lukisan Solichin adalah terletak pada unsur-unsur visual dan prinsip desain pada lukisannya, seperti setting cahaya, bentuk, komposisi yang hebat, gestur yang luwes, halus dan subjek utama tampak jelas menjadi center of interest. Background yang ditampilkan dengan kesan kabur/ blur membuat ciri khas yang terdapat pada lukisan potret Solichin. Subjek utama dibuat dengan kesan cahaya yang memusat satu arah pada subjek yang membentuk kesan bidang trimatra akibat pengaplikasian highlight dan bayangan. Sedangkan nilai ekstrinsik yang terdapat pada lukisan Solichin secara umum adalah nilai humanis. Mencitrakan subjek manusia yang berkarakter saat mengekspresikan problematika kehidupan. Hal ini didasari pada sebagian besar lukisan potret Solichin yang banyak mengangkat tema tentang potret Human Interest. |
Gambar | Gipsy Girl, 90x70 cm, oil pada kanvas, 2018 |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
7.Analisis Karya Lukis Rasyid Maulana Arifudin dalam Pameran Art For Orangutan
Judul | Analisis Karya Lukis Rasyid Maulana Arifudin dalam Pameran Art For Orangutan |
Kutipan Jurnal | Rahmawati, Septi. "Analisis Karya Lukis Rasyid Maulana Arifudin Dalam Pameran Art For Orangutan." Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual 2.2 (2022): 42-47. |
Halaman | 6 Halaman |
Tahun | 2022 |
Penulis | Septi Rahmawati |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya lukis Rasyid Maulana Arifudin dalam Pameran Art For Orangutan berjudul Ajur Ajer |
Metodologi | Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara semi terstruktur. |
Hasil Analisis | Hasil penelitian menemukan beberapa analisis dalam karya yang berjudul “Ajur Ajer” yaitu konsep yang diangkat dalam karya, media yang digunakan, objek yang dituangkan dalam karya serta pesan yang disampaikan dalam karya. Menggunakan sosok diri sendiri sebagai objek dalam lukisan menjelaskan bahwa kita perlu memanfaatkan diri kita sendiri, menghargai, sesekali objek dalam membuat lukisan tidak harus menggunakan model orang lain |
Kesimpulan | Manusia dana alam adalah suatu yang saling berhubungan. Yang kedua pada analisis diketahui bahan serta media yang digunakan hanya berupa kertas marga yang mana pada umumnya kertas marga jika di luar dunia seni bukanlah digunakan sebagai media melukis melainkan sekedar kotak nasi atau diubah bentuknya menjadi kotak untuk menyimpan benda tertentu. Pembuatan sebuah karya tidak dapat dibatas idengan media yang digunakan. Warna - warna yang ada pun cukup sederhana namun mampu memberi kesan unik tersendiri dalam lukisan yang dibuat. Serta apa yang kita lihat dalam karya tadi, seniman menggunakan sosok dirinya sendiri sebagai objek dalam lukisannya. Yang berarti kita juga perlu memanfaatkan diri kita sendiri, menghargai, sesekali objek dalam membuat lukisan tidak harus menggunakan model orang lain. |
Gambar | Ajur Ajerl, 80x110 cm, oil pastel dan akrilik pada kertas manga, 2019 |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
8.Seni Lukis Bali Modern Kontemporer Karya Ida Bagus Alit Suatu Kajian Estetika
Judul | Seni Lukis Bali Modern Kontemporer Karya Ida Bagus Alit Suatu Kajian Estetika |
Kutipan Jurnal | Sujana, I. Made, I. Nyoman Putrayasa, dan Putu Agus Permanamiarta. "SENI LUKIS BALI MODERN KONTEMPORER KARYA IDA BAGUS ALIT SUATU KAJIAN ESTETIKA." Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni 1.2 (2021): 135-148. |
Halaman | 14 Halaman |
Tahun | 2021 |
Penulis | I Made Sujana , I Nyoman Putrayasa , dan Putu Agus Permanamiarta |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya seni lukis bali modern kontemporer karya Ida Bagus Alit |
Metodologi | Menggunakan metode pendekatan kualitatif serta didukung teknik pengumpulan data, kepustakaan, observasi, wawancara, dokumentasi dan analisis data. |
Hasil Analisis | Hasil penelitian menemukan beberapa analisis dalam karya yang berjudul “Ajur Ajer” yaitu konsep yang diangkat dalam karya, media yang digunakan, objek yang dituangkan dalam karya serta pesan yang disampaikan dalam karya. Menggunakan sosok diri sendiri sebagai objek dalam lukisan menjelaskan bahwa kita perlu memanfaatkan diri kita sendiri, menghargai, sesekali objek dalam membuat lukisan tidak harus menggunakan model orang lain |
Kesimpulan | Bentuk seni lukis bali moderen kontemporer tercipta yang tidak lepas dari unsurunsur seni rupa, seperti garis, warna, komposisi, keseimbangan, kesatuan dan keharmonisan, selain itu juga tidak lepas dari budaya tradisi orang bali, seperti ketika ada upacaraupakara di bali, seperti orang nikah, mepeed, potong gigi dan yang lainya. Ini semua dapat dijadikan sebuah inpirasi dalam penciptaan bentuk seni lukis. Dengan memadukan teknik moderen ini dalam melukis baik dalam finishing ataupun dengan cara menabahkan objek-objek lain pada latar belakang ataupun yang lainnya sehingga akan tampak lukisan berbeda dengan lukisan lainnya dan salah satu ciri khas karya Ida Bagus Alit adalah thaosands craking (garis pecah seribu) |
Gambar | Payas Agung, 60x80 cm, akrilik pada kanvas, 2013 |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
9.Analisis Makna Warna Lukisan Pada Karya Wadji M.S Di Sukodono Sidoarjo
Judul | Analisis Makna Warna Lukisan Pada Karya Wadji M.S Di Sukodono Sidoarjo |
Kutipan Jurnal | Rosyidin, Ainur. "ANALISIS MAKNA WARNA LUKISAN PADA KARYA WADJI MS DI SUKODONO SIDOARJO." Racana: Jurnal Pendidikan Seni dan Budaya 3.2 (2022): 45-51. |
Halaman | 7 Halaman |
Tahun | 2022 |
Penulis | Ainur Rosyidin |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya seni lukis WADJI MS DI SUKODONO SIDOARJO Berjudul Romantic |
Metodologi | Menggunakan metode wawancara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis deskripsi melalui metode pendekatan seni rupa |
Hasil Analisis | Hasil yang di dapatkan dari penelitian ini adalah makna warna pada karya lukis wadji iwak, pelukis ternama asal sidoarjo yang khas akan objek ikan dan warna yang di gunakannya dalam berkarya, warna yang di gunaka Wadji Iwak adalah Warna biasa di sebut warna RGB (red, green, blue) dalam ilmu teori warna, yang menurut Wadji Iwak memiliki makna kesuburan alam dan kehidupan manusia, di anggapnya sebuah ungkapan dari suatu rasa yang ia tuangkan dalam karyanya. |
Kesimpulan | Dari sini penulis mengetahui bahwa seorang wadji iwak adalah pelukis ternama asal 51 sidoarjo yang khas akan objek karyanya arwana dan warna yang di gunakannya dalam berkarya adalah warna merah, biru, dan hijau yang mana menurut Wadji Iwak mengatikan warna yang di gunakan dalam karyanya adalah warna warna kehidupan seperti warna: Merah= berani, tamgguh,. Biru= langit, bisa di andalkan, stabil. Hijau= alam yang subur. |
Gambar | Romantic |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
10.Studi Analisis Isi: Representasi Kritik Politik dan Ideologi Komunis pada Lukisan Karya Hendra Gunawan
Judul | Studi Analisis Isi: Representasi Kritik Politik dan Ideologi Komunis pada Lukisan Karya Hendra Gunawan |
Kutipan Jurnal | Kurniawan, Ivan, danMuhammad Lutfi Aris. "Studi Analisis Isi: Representasi Kritik Politik dan Ideologi Komunis pada Lukisan Karya Hendra Gunawan." Majalah Ilmiah UNIKOM 19.2 (2021): 105-112. |
Halaman | 8 Halaman |
Tahun | 2021 |
Penulis | Ivan Kurniawan dan Muhammad Lutfi Aris |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya seni lukis Hendra Gunawan Berjudul Pasar |
Metodologi | Menggunakan metode analisis isi |
Hasil Analisis | Adanya kesesuaian antara kepentingan politik kelompok komunis dengan hasil interpretasi lukisan berupa pesan yang diungkapkan Hendra dalam lukisannya. Dengan melihat kesesuaian antara pesan yang disampaikan Hendra dalam lukisannya, dengan indikator yang dirancang berdasarkan Prinsip Kesenian 1959 yang banyak memuat kepentingan politik kelompok komunis diranah kebudayaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lukisan Hendra Gunawan merupakan lukisan yang cukup ideal bagi kepentingan kelompok komunis, dengan memenuhi 4 dari 5 aspek, yaitu aspek ideologis, perjuangan kelas, nilai budaya, dan aspek praktis. |
Kesimpulan | Adapun Mengenai lukisannya yang dapat dikatakan sebagai lukisan ideal bagi PKI, yang kemudian memunculkan tuduhan tentang intervensi partai terhadapnya, dapat difahami sebagai sikap Hendra yang mungkin memang sudah sejalan sejak awal. Mengigat ia merupakan salah satu tokoh Lekra. Untuk menyimpulkan bahwa sikap tersebut muncul karena intervensi, perlu kajian lebih lanjut dan lebih komprehensif tentang sosok Hendra terlepas dari lukisan-lukisannya. |
Gambar | Pasar, 1960 |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
Judul | Kajian Semiotika Makna Simbolik Lukisan Kuda Karya Agus TBR |
Kutipan Jurnal | Hismanto, AG Andi, Yan Yan Sunarya, dan Acep Iwan Saidi. "KAJIAN SEMIOTIKA MAKNA SIMBOLIK LUKISAN KUDA KARYA AGUS TBR A SEMIOTICS STUDY ON THE SYMBOLIC MEANING OF AGUS TBR ‘S HORSE PAINTING." Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain 4.2 (2022): 137-152. |
Halaman | 16 Halaman |
Tahun | 2022 |
Penulis | AG. Andi Hismanto, Yan Yan Sunarya, dan Acep Iwan Saidi |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya seni lukis Agus TBR yang berjudul Land of Hope |
Metodologi | Menggunakan metode pengumpulan data dalam penelitian berupa foto-foto dan wawancara untuk memperoleh data sekunder. Lukisan Kuda tersebut diteliti dengan pendekatan studi teks interpretatif di mana yang difokuskan kepada teks itu sendiri dan bukan pada perupa yang membuat lukisan atau pada penikmat lukisan. |
Hasil Analisis | Sesuai dengan tema dan judul lukisannya Agus TBR menggambarkan suatu adegan setelah peperangan Diponegoro. Beberapa elemen–elemen visual yang terdapat pada lukisan yang berjudul Land of Hope : a. Garis yang didominasi dengan garis maya yang terbentuk dari penumpukan dua warna yang berbeda dan garis nyata berupa outline pada beberapa objeknya. b. Bidang non geometri seperti kuda, manusia, pohon dan awan. Sedangkan bidang geometri terdapat pada meriam, roda dan objek peluru meriam berwarna merah. c. Kesan ruang terbentuk dari adanya sudut pandang yang membentuk perspektif dan perbedaan intensitas warna dan kesan gelap terang serta adanya cahaya yang memberikan kesan volume dan ruang semu. d. Warna pada lukisan ini didominasi warna biru yang cenderung gelap serta warna coklat kekuningan. e. Teksturnya berupa kombinasi dari perpaduan garis dan warna yang membentuk tekstur yang berwujud dan berkarakter seperti objeknya. f. Kesatuan pada lukisan ini tampak terlihat dari komposisi warna, bentuk objek peluru meriam di setiap bidangnya serta objek-objek material pendukungnya yang tersusun sedemikian rupa dan saling berkaitan sehingga menciptakan kesatuan yang berpusat pada objek kuda sebagai objek utama. g. Keseimbangan asimetris atau informal di mana susunan elemen-elemen visual dalam lukisan ini tidak ditempatkan secara sama seperti objek kuda, manusia, awan dan objek–objek lainya akan tetapi memberikan kesan seimbang. h. Irama yang menonjol terletak pada kepala kuda yang berjumlah tiga yang dibuat seolah olah bergerak naik turun dan objek asap yang seolah-olah bergerak dari sumber api. i. Sosok objek kuda dan penunggangnya menjadi center of interest pada lukisan ini sehingga tampak sangat menonjol dan berkarakter. |
Kesimpulan | Objek kuda yang dilukiskan oleh Agus TBR merupakan media dalam menyampaikan ide serta gagasannya mengenai narasi dalam perjalanan hidup yang dialami oleh Agus TBR sendiri ataupun orang lain. Kuda sebagai objek dalam lukisan Agus TBR merupakan gambaran identitas diri yang berhubungan dengan sejarah kehidupan manusia seperti kegelisahan yang disimbolkan melalui kuda yang diam tanpa gerakan berlari dengan bentuk tanpa ekspresi. Kuda yang dilukiskan merupakan sebuah narasi tentang realitas, perjalanan dan harapan dari manusia dengan memperlihatkan kerapuhan dari manusia menghadapi berbagai persoalan di dalam kehidupan. |
Gambar | Dokumentasi Agus TBR, 2019 |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
12.Makna Visualisasi Dalam Proses Karya Pelukis CHAIRUL SATRIA SABARUDIN Periode BEAUTY ON STRIPES
Judul | Makna Visualisasi Dalam Proses Karya Pelukis CHAIRUL SATRIA SABARUDIN Periode BEAUTY ON STRIPES |
Kutipan Jurnal | Subekti, Rangga Singgih, dan Salamun Kaulam. "Makna Visualisasi dalam Proses Karya Pelukis Chairul Satria Sabarudin Periode Beauty On Stripes." |
Halaman | 7 Halaman |
Tahun | 2016 |
Penulis | Rangga Singgih Subekti dan Salamun Kaulam |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya Chairul yaitu wanita, zebra, dan harimau, pada vigur wanita tubuhnya diberi coretan motif strip-strip zebra yang dipadukan dengan loreng harimau, digambarkan dengan teknik arsiran pensil warna dan gaya dekoratif |
Metodologi | Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa: observasi, wawancara, dan dokumentasi guna mendapatkan data yang diperlukan. |
Hasil Analisis | Objek realis imajinatif, gambar pertama menggabungkan antara rambut wanita yang terhubung dengan zebra, begitu pula gambar kedua, rambut wanita digambarkan menyatu dengan rambut kuda. Dominasi warna hitam putih sangat kuat, yaitu warna strip-strip zebra dengan di kombinasikan pada figur wanita yang juga di poles dengan pemberian motif-motif zebra pada wajahnya. penempatan 2 objek berbeda pada kiri dan kanan, tapi salah satu objek terlihat lebih kuat dari objek disebelahnya. Namun demikian karya tersebut tetap memancarkan keseimbangan dan tetap memberikan kesan keteraturan yang berfariasi dan karenanya tidak formal serta lebih dinamis. Kemudian yang terakhir yaitu pola komposisi bebas.Makna yang ingin disampaikan Iroel lewat karyanya pada periode Beauty on Stripes ini semuanya adalah tentang kehidupan wanita di era modern saat ini. Dimana menurutnya wanita saat ini sangatlah berbeda jauh sifatnya dengan wanita zaman dulu. Harga diri wanita zaman sekarang sudah tidak seistimewa dahulu. Dengan adanya kemajuan di bidang teknologi informasi maupun teknologi yang lain, kesemuanya mempunyai efek negatif yang ikut memperlancar kemaksiatan serta kerusakan moral. |
Kesimpulan | Perwujudan visual dari karya-karya Iroel periode Beauty on Stripes banyak didominasi oleh wujud wanita, harimau dan zebra. Objek wanita digambarkan dengan wajah yang diberi ornamen strip-strip zebra seolah mengibaratkan adanya kesamaan antara wanita dan zebra. Lukisan periode Beauty on Stripes dibuat pada 2007 – 2010. Secara keseluruhan ide penciptaanya adalah tentang kehidupan wanita yang dikaitkan dengan binatang zebra dan harimau. Teknik yang digunakan Iroel adalah arsiran dengan cara tumpang tindih, maksudnya adalah setelah dilakukan arsiran secara global kemudian di semprotkan fixative, tujuan nya untuk membuat arsiran tahan dari sentuhan (tidak rontok) agar bisa ditimpa arsiran lagi diatasnya, setelah difixative kemudian ditimpa arsiran baru lagi hingga permukaan kanvas tertutup secara keseluruhan dengan arsiran. Seterusnya begitu hingga lukisan selesai. Setelah selesai karya di vernis untuk menjaga arsiran agar tidak rontok saat terkena sentuhan. |
Gambar | “Who Catch Who” (2008) Pensil Warna di atas Kanvas, 100 x 200 cm, Dok Chairul Sabarudin |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
13.Gambar Ilustrasi Buku Kumpulan Cerpen Rectovero (Kajian Struktur dan Makna)
Judul | Gambar Ilustrasi Buku Kumpulan Cerpen Rectovero (Kajian Struktur dan Makna) |
Kutipan Jurnal | Marlitasari, Tria, dan Asidigisianti Surya Patiria. Gambar Ilustrasi Buku Kumpulan Cerpen Rectovero (Kajian Struktur dan Makna). Diss. State University of Surabaya. |
Halaman | 6 Halaman |
Tahun | 2015 |
Penulis | Tria Marlitasari dan Asidigisianti Surya Patiria |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Gambar Ilustrasi Buku Kumpulan Cerpen Rectovero karya Dewi ”dee‟ Lestari |
Metodologi | Menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk meneliti kejadian sosial, latar belakang budaya dan analisis suatu karya. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk meneliti keadaan atau suatu peristiwa yang sedang berlangsung pada saat dilakukannya penelitian, kemudian data tersebut dikumpulkan, dikelompokkan, disusun dan dijelaskan dan dianalisis. |
Hasil Analisis | Hasil dari pembahasan adalah, buku kumpulan cerpen Rectoverso ini memiliki tiga puluh tiga gambar ilustrasi dengan dua teknik yang berbeda yaitu teknik arsir dan teknik fotografi. Keseluruhan gambar ilustrasi dalam buku kumpulan cerpen Rectoverso ini memiliki sebuah kesamaan yaitu menampilkan gambar ilustrasi yang sederhana yang terlihat dari goresan teknik arsirnya dan juga pengambilan foto pada teknik fotografinya seperti tekning panning, bulb, zooming dan freezing. |
Kesimpulan | Keseluruhan gambar ilustrasi dalam buku kumpulan cerpen Rectoverso ini memiliki sebuah kesamaan yaitu menampilkan gambar ilustrasi yang sederhana yang terlihat dari goresan teknik arsirnya dan juga pengambilan foto pada teknik fotografinya, dan hanya mengambil satu adegan dalam cerita yang ada pada setiap cerita seperti setting latar tempat atau kejadian pada masing-masing cerita. |
Gambar | Ilustrasi cerita pendek berjudul Selamat Ulang Tahun |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
14.Analisis Karakteristik Karya Seni Lukis Saparul Anwar Periode Tahun 2017-2022
Judul | Analisis Karakteristik Karya Seni Lukis Saparul Anwar Periode Tahun 2017-2022 |
Kutipan Jurnal | Pahmi, Muhammad Nizar Pahmi. "Analisis Karakteristik Karya Seni Lukis Saparul Anwar Periode Tahun 2017-2022." Cilpa: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Rupa 9.1 (2023): 1-18. |
Halaman | 18 Halaman |
Tahun | 2023 |
Penulis | Muhammad Nizar Pahmi |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya-Karya Seni Lukis Saparul Anwar Tahun 2017-2022 |
Metodologi | Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif deskriptif. |
Hasil Analisis | Bahwa Saparul Anwar dalam melukis menggunakan 2 teknik berbeda, yakni teknik blocking dan tumpang tindih, Gaya lukisan dari Saparul Anwar saat ini ialah naif ekspressionis yang mana sekarang lebih cenderung kasar, spontan dan liar, dunia sosial dan isu politik menjadi bahan utama tematema lukisan kesehariannya. Selain itu, peristiwa maupun kejadian yang pernah dialami dituangkan ke dalam kanvas lukisannya. Dari keseluruhan karya Saparul Anwar, terdapat figur-figur manusia dan hewan yang kerap ia tuangkan ke dalam lukisannya. Sedangkan pada unsur bentuknya yang tidak proporsional menggambarkan karakteristik gaya naifnya, Pesan-pesan yang disampaikan dalam karya Saparul Anwar ialah pesan moral dan kebanyakan pesan-pesan yang disampaikan mengandung isu sosial, Warna Hijau tosca, Merah, dan Kuning sebagai ciri khas warna dalam karya lukis Saparul Anwar. |
Kesimpulan | Berdasarkan dari hasil penyajian dan pembahasan di atas bisa disimpulkan bahwa : 1. Saparul Anwar dalam melukis menggunakan 2 teknik yang berbeda, yaitu teknik blocking dan teknik tumpang tindih. 2. Gaya lukisan dari Saparul Anwar saat ini ialah gaya naif ekspressionis, yang mana perbedaannya dengan yang sebelumnya dalam pengerjaannya halus namun sekarang lebih kasar dan spontanitas namun terkonsep dan lebih berani dan liar. 3. Dalam karya Saparul Anwar kondisi sosial, issu, politik menjadi objek utamanya dalam tematema lukisan kesehariannya. 4. Dalam setiap karya-karyanya memiliki sebuah pesan-pesan yang ia sampaikan yaitu pesan moral, kebanyakan pesan-pesan yang ia sampaikan melalui karyanya mengandung isu sosial seperti pembulian, poligami dan lain-lain. 5. Saparul Anwar kerap menorehkan warna Hijau tosca, Merah, dan Kuning sebagai ciri khas warna dalam karyanya. |
Gambar | “ Fashion Passion ’, Akrilik pada Kanvas, 85cm x 85cm, 2020 Sumber foto: Saparul Anwar “ Letusan Samalas ’’, Akrilik pada Kanvas, 100cm x 100cm, 2021 |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
15. Analisis Karya Gambar Ilustrasi Teknik Arsir Siswa Kelas VIII di SMP Swasta Tunas Karya Batang Kuis
Judul | Analisis Karya Gambar Ilustrasi Teknik Arsir Siswa Kelas VIII di SMP Swasta Tunas Karya Batang Kuis |
Kutipan Jurnal | Ulfah, Taqiyyah, dan Dwi Budiwiwaramulja. "Analisis Karya Gambar Ilustrasi Teknik Arsir Siswa Kelas VIII di SMP Swasta Tunas Karya Batang Kuis." Gorga: Jurnal Seni Rupa 8.1 (2019): 279-283. |
Halaman | 5 Halaman |
Tahun | 2019 |
Penulis | Taqiyyah Ulfah dan Dwi Budiwiwaramulja |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya Gambar Ilustrasi Teknik Arsir Siswa Kelas VIII di SMP Swasta Tunas Karya Batang Kuis |
Metodologi | Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menguraikan masing-masing subjek yang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling dengan sample 29 karya siswa. |
Hasil Analisis | Hasil penelitian menjelaskan bahwa nilai rata-rata karya siswa secara keseluruhan dikaregorikan baik dengan rata-rata nilai 79,8 (baik). Hasil karya gambar ilustrasi dikategorikan baik yaitu 27 karya dengan nilai rata-rata 80,8. Hasil karya gambar ilustrasi teknik arsir dikategorikan cukup baik yaitu 1 karya dengan nilai 66,3. Hasil karya gambar ilustrasi tenik arsir dikategorikan kurang baik yaitu 1 karya dengan nilai 64,9. Maka dari 29 karya gambar ilustrasi teknik arsir yang mencapai nilai KKM sebanyak 28 karya dari karya gambar Ilustrasi Teknik Arsir yang dibuat oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Tunas Karya Batang Kuis. |
Kesimpulan | Terdapat 70% gambar siswa memiliki karakter gambar yang unik dan berbeda dengan karya siswa yang lainnya. Karya siswa tersebut memiliki keunikan dan karakteristik masing-masing. masih banyak kelemahan pada karya siswa karena masih banyak siswa yang kurang menekan pensil dan arsiran yang kurang rapi. |
Gambar | Karya Siswa Novia Ardian Karya Siswa Andi Syahputra |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
16. Analisis Karya Gambar Kuda Teknik Arsir Ditinjau dari Komposisi, Proporsi, dan Gelap Terang
Judul | Analisis Karya Gambar Kuda Teknik Arsir Ditinjau dari Komposisi, Proporsi, dan Gelap Terang |
Kutipan Jurnal | Putra, Nova Aji, dan Mesra Mesra. "Analisis Karya Gambar Kuda Teknik Arsir Ditinjau Dari Komposisi, Proporsi dan Gelap Terang." Journal of Education, Humaniora danSocial Sciences (JEHSS) 3.3 (2021): 1004-1010. |
Halaman | 7 Halaman |
Tahun | 2021 |
Penulis | Nova Aji Putra dan Mesra |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya Gambar Kuda Teknik Arsir |
Metodologi | Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu mengumpulkan data informasi yang diperoleh melalui hasil wawancara selanjutnya mengklasifikasikan data yang penting dan penyusunan dilakukan secara sistematis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, dokumentasi, studi pustaka, dan wawancara. |
Hasil Analisis | Hasil penelitian diantaranya Komposisi yang diterapkan mendapatkan kriteria “tepat” dari ketiga penilai dengan nilai rata-rata 78,28, Proporsi yang diterapkan mendapatkan kriteria “tepat” dari ketiga penilai dengan nilai rata-rata yaitu 73,24, Gelap terang yang diterapkan mendapatkan kriteria “tepat” dari ketiga penilai dengan nilai rata-rata 77,87. |
Kesimpulan | Hasil karya gambar kuda dengan teknik arsir siswa kelas VII ini cukup bagus. Kategori sangat tepat ada 5 orang dengan kriteria proporsi yang sangat sesuai dengan bentuk anatomi kuda ideal pada umumnya, lalu kategori tepat ada 13 orang dengan kriteria penerpan proporsi yang tepat sehingga anatomi kuda yang dimunculkan tepat dan ideal dengan perbandingan ukuran anggota tubuh kuda yang satu dengan yang lainnya, laluKategori cukup tepat ada 2 orang dengan kriteria penerapan proporsi yang masih dibilang cukup tepat, hal ini disebabkan pengapikasian proporsi yang mereka gunakan masih jauh dikatakan ideal. Dari kategori di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil kemampuan menggambar kuda teknik arsir siswa kelas VII SMP Swasta Pembangun dikatakan baik karena presentase kategori penilaian tepat sangat dominan. |
Gambar | Karya Siswa Qory Fadillah Karya siswa Sabrina |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
17. Analisis Makna Kota Dalam Tiga Lukisan Karya Agung Tato (Sebuah Pendekatan Semiotika Charles Sanders Peirce)
Judul | Analisis Makna Kota Dalam Tiga Lukisan Karya Agung Tato (Sebuah Pendekatan Semiotika Charles Sanders Peirce) |
Kutipan Jurnal | Tjahyadi, Indra, dan Dheny Dheny. "Analisis Makna Kota Dalam Tiga Lukisan Karya Agung Tato (Sebuah Pendekatan Semiotika Charles Sanders Peirce)." Terob 12.1 (2021): 39-49. |
Halaman | 11 Halaman |
Tahun | 2021 |
Penulis | Indra Tjahyadi dan Dheny Jatmiko |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Ketiga lukisan karya Agung Tato |
Metodologi | Metode yang digunakan sebagai landasan kinerja analisis dalam penelitian ini adalah kualitatif interpretatif. |
Hasil Analisis | Hasil ditemukan bahwa dalam lukisan Agung Tato kota dimaknai sebagai sebuah geografi yang tidak humanis. Manusia bukan lagi subjek yang menjadi pusat bagi pengembangan atau pertumbuhan sebuah kota. Kota hadir sebagai kota itu sendiri, terlepas dari berbagai mahluk hidup yang ada di alam semesta. |
Kesimpulan | Lukisan karya Agung Tato yang berjudul Second Level, City of Tommorow, dan B…. merepresentasikan kota sebagai sebuah geografi yang tidak lagi berfungsi sebagai ruang bagi manusia dan kemanusiaan. Dalam ketiga lukisan tersebut, tampak bahwa kota direpresentasikan hanya sebagai wilayah yang memiliki ekosistem materialis. Aspek-aspek non-fisis dieliminasi dari kota. Oleh karena itu, kota direpresentasikan sebagai wilayah non-sosial dan tidak humanis dalam ketiga lukisan karya Agung Tato tersebut. |
Gambar | Lukisan B … karya Agung Tato Lukisan City of Tommorow karya Agung Tato Lukisan Second Level karya Agung Tato |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
18. Karya Perupa Bali dalam Merespon Pandemi Covid 19 dalam Analisis Semiotika Roland Barthes
Judul | Karya Perupa Bali dalam Merespon Pandemi Covid 19 dalam Analisis Semiotika Roland Barthes |
Kutipan Jurnal | Rediasa, Nyoman. "KARYA PERUPA BALI DALAM MERESPON PANDEMI COVID 19 DENGAN ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES." Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha 11.3 (2021): 103-112. |
Halaman | 10 Halaman |
Tahun | 2021 |
Penulis | Nyoman Rediasa |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya – karya perupa Bali |
Metodologi | Metode yang di gunakan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif tentang Karya Perupa Bali Dalam Merespon Pandemi Covid 19 tertuju pada pemecahan masalah dengan teori analisis semiotika Ronad Barthes. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menngunakan teknik observasi, wawancara, pendokumentasian, dan keperpustakaan. Dalam penelitian teknik analisis data menggunakan teknik analisis domanin dan di lanjutkan analisis taksonomi. |
Hasil Analisis | Hasil penelitian ini adalah Aspek aspek visual yang hadir dalam karya perupa Bali yang merespon kondisi pandemi covid 19 menghadirkan representasi atau penggambaran objek yang mencoba merekam kondisi batiniah manusia dalam menghadapi pandemi. Unsur unsur visual garis warna bidang komposisi ruang irama dan lain sebagainya yang muncul dalam karya – karya mereka mengkonstruksi suatu rangkaian representasi gambar yang dihadirkan dalam rangka mengkontruksi ungkapan keprihatinan, solidaritas, kekacauan serta perenungan dan optimisme dalam menghadapi kondisi pandemi. Karya – karya perupa Bali yang merespon pandemi covid 19 memiliki nilai semiotik jika dilihat dari semiotika Roland Barthes |
Kesimpulan | Karya – karya perupa Bali yang merespon pandemi covid 19 memiliki nilai semiotik jika dilihat dari semiotika Roland Barthes. Makna denotasi yang hadir adalah makna yang didapat dari penggambaran objek dalam arti yang sebenarnya, penggambaran atas situasi ketertekanan, kekalutan, kekacauan menjanjikan ruang perenungan membangunkan solidaritas untuk bangkit bersama dalam kondisi seperti ini karena pandemi ini adalah universal dan dialami oleh semua orang dari warga dunia baik yang terpapar langsung virus corona ini maupun yang tidak terpapar langsung. Representasi objek tersebut menghadirkan sebuah metafora yang mengungkapkan kondisi yang terjadi pada titik ini makna konotasi dalam karya seni rupa para perupa tersebut hadir menjanjikan ruang perenungan bagi publik penikmat karya seni rupa tentang kondisi yang tengah terjadi. Selanjutnya representasi objek – objek tersebut hadir membentuk makna universal, meresap sampai ke alam pikir menjadi serupa ideologi. Representasi objek seperti masker, APD, doa dan persembahan menjadi representasi yang diterima dan dapat dipahami oleh publik sebagai sebuah tanda yang menggambarkan kondisi. |
Gambar |
Karya Polenk Rediasa, 2019, 1.118 Tahun Membisu, 90 x 190 cm, Oil on Canvas Karya; Chusin Setiadikara, 2015, Melawan Banjir 200 x 260 cm, Oil on Canvas. |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
19. Semiotika Visual Karya Lukisan Pengidap Skizofrenia
Judul | Semiotika Visual Karya Lukisan Pengidap Skizofrenia |
Kutipan Jurnal | Darmawan, William, dan Syahrul Ramadhan. "Semiotika Visual Karya Lukisan Pengidap Skizofrenia." Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya 2.03 (2020): 226-234. |
Halaman | 9 Halaman |
Tahun | 2020 |
Penulis | William Darmawan dan Syahrul Ramadhan |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Lukisan Derek Bayes bernama “Labirin” |
Metodologi | Metode penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sample sumber data dilakukan secara bermakna. Teknik pengumpulan data dengan gabungan analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. |
Hasil Analisis | Penyakit jiwa skizofrenia dan juga teori semiotika yang digunakan menurut para ahli sehingga masyarakat mengetahui informasi tersebut dan tidak menyepelekan penyakit jiwa, khususnya penyakit skizofrenia dan mengerti apa yang dirasakan para pengidap melalui karya seni yang diciptakan |
Kesimpulan | Meskipun skizofrenia merupakan penyakit yang sangat sulit sekali untuk dijabarkan bagi si pengidap, namun dengan media lukisan atau visual yang dapat kita liat dari karya si pengidap tersebut. Kita dapat berasumsi menggunakan teori semiotika dari Ferdinand de Saussure dengan metode signifiant dan signifie untuk mengetahui apa yang ada di pikiran si pengidap melalui hasil karya tersebut, bisa saja itu sebagai pemacu hal penyebab mengapa ia bisa terkena skizofrenia, ataupun hanya sekadar mengekspresikan diri melalui media visual sehingga kita mampu mengerti apa yang mereka rasakan. Karena dibalik setiap tanda lukisan (signifiant) pasti ada arti (signifie) yang tersirat di dalamnya. |
Gambar | "Labirin" karya Derek Bayes |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
20. Ayah Dalam Seni Lukis Realis Kontemporer
Judul | Ayah Dalam Seni Lukis Realis Kontemporer |
Kutipan Jurnal | Fadilah, Ratna, dan Erfahmi Erfahmi. "Ayah Dalam Seni Lukis Realis Kontemporer." Serupa The Journal of Art Education 10.4 (2021): 361-375. |
Halaman | 12 Halaman |
Tahun | 2021 |
Penulis | Ratna Fadilah dan Erfahmi |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Lukisan yang memvisualkan dua objek manusia yaitu ayah dan anak. |
Metodologi | Metode dan proses karya yang digunakan dalam penciptaan karya seni lukis realis kontemporer ini melalui beberapa tahapan yaitu: Persiapan, Elaborasi, Sintesis, Realisasi konsep, dan Penyelesaian. |
Hasil Analisis | Karya yang berjudul “Pembimbing I” menggambarkan dua subjek berupa figur ayah, anak, dan satu objek al’quran. Figur pertama sosok seorang ayah yang sedang membaca al’quran untuk mengajari anaknya. Figur kedua yaitu sosok seorang anak yang sedang melihat ke al’quran sambil mendengar ayahnya membaca al’quraan. Objek al’quran menyimbolkan keagamaan. Pesan yang ingin penulis sampaikan melalui karya ini adalah ayah sangat berperan penting mendidik dan membimbing anaknya dalam ilmu keagamaan yang dianut, bertujuan untuk membentuk moral, kepribadian, dan karakter anak. Agar anak-anak terhindar dari perilaku-perilaku buruk. |
Kesimpulan | Penulis sangat berusaha menampilkan subjek yang mudah dipahami oleh masyarakat agar pesan dalam lukisan dapat tersampaikan dengan baik. Karyakarya yang penulis ciptakan hasil dari pengalaman, pemikiran, dan pengamatan penulis, tentang fenomena sosial yaitu masih minimnya peranan ayah terhadap anak dan keluarganya. Maka dari itu penulis memvisualkan beberapa peranan penting seorang ayah terhadap anaknya, yang akan penulis ungkapkan dalam bentuk karya seni lukisan, dengan gaya lukisan realis kontemporer. Yang akan menampilkan bentuk visual berbagai aktivitas ayah dan anak, seperti ayah sedang bermain dengan anaknya, ayah yang sedang membimbing anaknya belajar, ayah yang sedang memberi anaknya makan, dan sebagainya. |
Gambar | “Pembimbing I” |
Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
21. Kesehatan Mental Dalam Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Pada FIlm “Ngeri-ngeri Sedap”
Judul | Kesehatan Mental Dalam Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Pada FIlm “Ngeri-ngeri Sedap” |
Kutipan Jurnal | Aulia, R., & Rozi, F. (2023). Kesehatan Mental Dalam Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Pada Film “Ngeri-ngeri Sedap”. Jurnal Ilmiah Research and Development Student, 1(1), 63-73. |
Halaman | 11 |
Tahun | 2023 |
Penulis | Risa Aulia, Fakhrur Rozi, Ismail |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Film Ngeri-ngeri Sedap |
Metodologi | Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis Charles Sanders Pierce yang memiliki tiga bagian serta disebut sebagai teori segitiga yaitu sign, object, dan interpretan |
Hasil Analisis | Hasil pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kesehatan mental memberikan sebuah edukasi pesan terkait kondisi psikologi sesorang dalam ruang lingkup keluarga ataupun masyarakat. Cakupan dalam kesehatan mental yang terbagi menjadi tiga bagian antara lain stress, ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, dan pengambilan keputusan yang direpresentasikan dengan psikis dan fisik |
Kesimpulan | Dapat disimpulkan yaitu stress, ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dan pengambilan keputusan. Penonjolan adegan yang mengaitkan kesehatan mental ini dituangkan secara menyeluruh sehingga peran stress pada Pak Domu dan Bu Domu begitu diperlihatkan. Keterkaitan cakupan kesehatan mental ini masingmasing mempunyai kondisi psikologi dalam memperlihatkan bagiannya. |
Gambar | |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
22. Identitas Kultural Dalam Pakaian Perempuan Jawa Kajian Semiotika Lukisan Damar Kurung Karya Masmundari
Judul | Identitas Kultural Dalam Pakaian Perempuan Jawa Kajian Semiotika Lukisan Damar Kurung Karya Masmundari |
Kutipan Jurnal | Christianna, A. (2021). IDENTITAS KULTURAL DALAM PAKAIAN PEREMPUAN JAWA Kajian semiotika lukisan damar kurung karya Masmundari. |
Halaman | 8 |
Tahun | 2021 |
Penulis | Aniendya Christianna, Acep Iwan Saidi, dan Riama Maslan Sihombing |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Lukisan Damar Kurung Karya Masmundari |
Metodologi | Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan pengamatan mendalam terhadap datadata visual lukisan Damar Kurung dan observasi terhadap fenomena sosial dalam masyarakat Jawa (khusunya Gresik dan sekitarnya) |
Hasil Analisis | Penelitian ini menghasilkan (1) Kemben, jarik dengan rambut tersanggul merepresentasikan identitas kejawaan perempuan di Gresik. (2) Pengaruh Islam dari Sunan Giri turut membangun identitas perempuan yang tidak hanya Jawa, tetapi sekaligus Islami. Bahwa dengan mengenakan kerudung atau jilbab, perempuan tidak kehilangan identitas kejawaannya. Perempuan Jawa memilih dan mengenakan pakaian tertentu tidak sekedar untuk kebutuhan biologis, tetapi untuk mencapai kebutuhan spiritual yang lebih tinggi. |
Kesimpulan | Dapat disimpulkan yaitu identitas bukanlah kumpulan sifat-sifat yang dimiliki tiap-tiap individu, bukan pula entitas atau benda yang bisa ditunjuk keberadaannya. Identitas adalah produk kultural yang selalu dalam kondisi dinamis dan selalu dalam proses pencarian. Identitas mencakup keseluruhan aspek sosial dan kultural. Jadi, identitas sepenuhnya merupakan konstruksi sosial yang tidak bisa dipisahkan dengan representasi kultural dan proses akulturasi dalam prosesnya |
Gambar | “Juragan Batik Pijet” |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
23. Kajian Semiotika Peirce Pada Karya Seni Lukis Di Sanggar Seni Rupa Simpassri Medan
Judul | Kajian Semiotika Peirce Pada Karya Seni Lukis Di Sanggar Seni Rupa Simpassri Medan |
Kutipan Jurnal | MEDAN, S. R. S. KAJIAN SEMIOTIKA PEIRCE PADA KARYA SENI LUKIS DI SANGGAR. |
Halaman | 11 |
Tahun | 2022 |
Penulis | Vivi Destri Yumielda, Zulkifli |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya Seni Lukis Di Sanggar Seni Rupa Simpassri Medan |
Metodologi | Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif-interpretatif, yaitu mendeskripsikan data-data tekstual yang dianalisis secara detail oleh interpretator melalui penerapan teori semiotika tipologi tanda. |
Hasil Analisis | Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa lukisan-lukisan ini merepresentasikan objek-objek yang berceritakan filosofi, budaya/tradisi suku Batak yang merupakan aspek representamen yang hadir dan bersifat indrawi. |
Kesimpulan | Dapat disimpulkan keseluruhan karya seni lukis di sanggar seni rupa Simpassri memiliki makna berdasarkan relasi tanda aspek representamen, dan lukisan- lukisan tersebut merepresentasikan objek-objek yang berceritakan filosofi dan budaya/tradisi suku Batak, yang mana merupakan aspek representamen yang hadir dan bersifat indrawi. |
Gambar | “Juragan Batik Pijet” |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
24. Analisis Poster Video Klip Lathi: Kajian Semiotika Ferdinand De Saussure
Judul | Analisis Poster Video Klip Lathi: Kajian Semiotika Ferdinand De Saussure |
Kutipan Jurnal | Sitompul, A. L., Patriansyah, M., & Pangestu, R. (2021). Analisis Poster Video Klip Lathi: Kajian Semiotika Ferdinand De Saussure. Besaung: Jurnal Seni Desain dan Budaya, 6(1). |
Halaman | 7 |
Tahun | 2021 |
Penulis | Anni Lamria Sitompul, Mukhsin Patriansah, Risvi Pangestu |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Poster Video Klip Lathi |
Metodologi | Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode ini merupakan penelitian interpretatif dengan menggunakan berbagai penafsiran yang melibatkan banyak metode. |
Hasil Analisis | Poster Lathi ini dibuat pada tahun 2020, setelah mendapatkan perhatian dari seluruh dunia dan menjadi viral atas lagunya. Konteks karya Lathi ini begitu tepat pada saat ini, dimana banyak kaum muda terjerat dalam suatu toxic relationship atau yang dikenal dengan sebutan yang trend pada saat ini yaitu “bucin”. Perlu suatu keberanian untuk bisa terlepas dari toxic relationship, sehingga akhirnya karya ini sangat tepat dihadirkan. Karya yang merepresentasikan bagaimana toxic relationship itu menjadi hubungan yang tidak sehat bahkan fatal bagi kehidupan seseorang ke depannya. |
Kesimpulan | Dapat disimpulkan Andy Adrians yang adalah Art Director dari Lathi melahirkan karya poster ini dalam bentuk tampilan visual dalam bentuk poster yang sangat menarik. Melalui karya ini, terselip pesan yang ditangkap agar kita lebih berhati-hati dengan toxic relationship, apalagi dalam perkataan kita kepada pasangan yang dapat menimbulkan hubungan yang kurang sehat dalam berelasi. |
Gambar | “Poster Videdo Klip Lagu Lathi” |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
25. Mahluk Mitologi Menghalau Pandemi: Kajian Semiotika Buku Ilustrasi Minna no Amabie
Judul | Mahluk Mitologi Menghalau Pandemi: Kajian Semiotika Buku Ilustrasi Minna no Amabie |
Kutipan Jurnal | Sari, I. A. L. (2022). Makhluk Mitologi Menghalau Pandemi: Kajian Semiotika Buku Ilustrasi Minna no Amabie. Panggung, 32(1). |
Halaman | 14 |
Tahun | 2022 |
Penulis | Ida Ayu Laksmita Sari |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Buku Ilustrasi Minna no Amabie |
Metodologi | Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif analisis. Objek analisis adalah gambar-gambar amabie dengan memberikan perhatian pada bentuk, warna, dan simbol-simbol yang ditampilkan. Ilustrasi dalam buku Minna no Amabie dipilih secara purposive untuk mengungkap fenomena kepopuleran amabie di tengah pandemi serta alasan di balik pembuatan karya ilustrasi tersebut. |
Hasil Analisis | Hasil analisis mengungkapkan bahwa sebagian besar pembuat karya ingin menyampaikan pesan bahwa amabie adalah simbol kekuatan agar masyarakat bersama-sama memerangi pandemi Covid-19 dan berharap pandemi ini dapat segera berakhir. |
Kesimpulan | Buku Minna no Amabie memuat berbagai macam ilutrasi gambar dan lukisan serta benda-benda yang terinspirasi dari sosok amabie. Selain respon visual berupa ilustrasi atau gambar, mereka juga memberikan respon tekstual berupa kata atau kalimat yang isinya berupa penguatan atau doa agar masyarakat kompak dan kuat menghadapi wabah pandemi Covid-19 yang terjadi. Terlepas dari sosok ini hanyalah makhluk mitologi, namun secara tidak langsung karya-karya amabie telah memberikan manfaat untuk kekuatan secara mental maupun psikologis karena hampir seluruh penjelasan dari karya yang ada mereka bersoa agar pandemi dapat segera selesai dan mereka dapat berkumpul kembali dengan orang-orang yang dicintai. Terdapat pula satu kata yaitu 疫病退散 ekibyou taisan ‘menolak wabah’ yang semakin memperkuat bahwa sosok amabie adalah youkai pengusir pandemi. Popularisasinya dewasa ini diberikan makna baru yang kontekstual dengan pandemi Covid-19, sesuatu yang tentu saja tidak dikenal pada abad ke-19, ketika amabie pertama tercipta. |
Gambar | “Ilustrasi Amabie oleh Yuko Ganpuku” |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
26. Pola Matematis dan Sejarah Batik Sukapura: Sebuah Kajian Semiotika
Judul | Pola Matematis dan Sejarah Batik Sukapura: Sebuah Kajian Semiotika |
Kutipan Jurnal | Yulianto, E., Prabawanto, S., Sabandar, J., & Wahyudin, W. (2019). Pola matematis dan sejarah batik sukapura: Sebuah kajian semiotika. JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika), 5(1), 15-30. |
Halaman | 16 |
Tahun | 2019 |
Penulis | Eko Yulianto, Sufyani Prabawanto, Jozua Sabandar, Wahyudin |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Batik Sukapura |
Metodologi | Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi sesuai dengan paradigma dari penelitian ini yakni untuk mengobservasi kelompok kebudayaan tertentu dalam jangka waktu yang cukup lama (Creswell, 2015). Subjek penelitian ini adalah sekelompok pembatik di daerah Sukaraja Kota Tasikmalaya yang masih aktif dan tergolong paling senior sehingga mampu memberikan referensi yang memadai. Jumlah subjek penelitian sebanyak tiga orang yang masih berfokus kepada batik tulis karena sebagian dari pembatik sudah mulai terjun ke batik cetak. |
Hasil Analisis | Hasil penelitian menunjukkan bahwa batik Sukapura memiliki banyak konsep geometri dan sejumlah keteraturan. Sejarah batik Sukapura dimulai dari para pengrajin batik dari Jawa Tengah yang pindah ke Jawa Barat akibat terjadinya peperangan. Saat ini batik tulis semakin terdistorsi akibat perkembangan jaman yang berpindah ke batik cetak bahkan batik digital-printing. Ciri khas batik Sukapura adalah bermotif alam. Dari sudut pandang semiotika, tanda-tanda dari motif ini bukan sekedar pola dan keteraturan matematis namun memiliki makna dan pesan moral yang sangat sesuai dengan falsafah hidup masyarakat Sunda. Penggabungan kajian semiotika dan matematika ini dianggap mampu memberikan penguatan kepada para siswa dalam memaknai nilainilai etnomatematika sebagai upaya mengembalikan status matematika yang saat ini dipandang terpisah dari budaya (culturally-free). |
Kesimpulan | Batik Sukapura merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia yang melambangkan budaya masyarakat Priangan Timur Jawa Barat. Batik Sukapura bukan sekedar pakaian yang dihiasi oleh motif-motif indah yang penuh dengan pola dan keteraturan, tetapi Batik Sukapura digunakan masyarakat Sunda sebagai pakaian yang formal dan bernilai sakral. Ciri khas batik Sukapura adalah mengandung unsur-unsur yang disediakan di alam. Motif-motif tersebut membawa cerita masa lalu dengan pesan moral di dalamnya. Pesan moral tersebut tentu akan berdampak baik bila diwujudkan dan dilestarikan bagi generasi selanjutnya, karena moral yang baik akan membawa bangsa ini pada kemajuan. Tanda-tanda pada motif ini bukan sekedar pola dan keteraturan namun memiliki makna dan pesan moral yang sangat sesuai dengan falsafah hidup masyarakat Sunda. Penggabungan kajian semiotika dan matematika ini mampu memberikan penguatan kepada para siswa dalam memaknai nilai-nilai etnomatematika sebagai upaya mengembalikan status matematika yang saat ini dipandang terpisah dari budaya (culturally-free). |
Gambar | “Motif Merak Ngibing” |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
27. Wayang Beber Pacitan: Kajian Semiotika Tokoh Prabu Brawijaya Pada Jagong Pertama
Judul | Wayang Beber Pacitan: Kajian Semiotika Tokoh Prabu Brawijaya Pada Jagong Pertama |
Kutipan Jurnal | Margana, M. WAYANG BEBER PACITAN: Kajian Semiotika Tokoh Prabu Brawijaya Pada Jagong Pertama. Cakra Wisata, 22(1). |
Halaman | 13 |
Tahun | 2021 |
Penulis | Margana |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Tokoh Prabu Brawijaya Pada Jagong Pertama Wayang Beber Pacitan |
Metodologi | Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di tempat asal wayang beber muncul yaitu di Karangtalun, Desa Gedompol, kabupaten Pacitan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Observasi dilakukan pada bentuk wayang beber, sedangkan wawancara dilakukan dengan Bapak Rudy sebagai dalang wayang beber Pacitan. |
Hasil Analisis | Wayang beber Pacitan sebagai karya lukis terdiri atas elemen-elemen visual berupa titik, garis, bidang, warna, dan tekstur yang disusun dengan mempertimbangkan keseimbangan, keselarasan, keharmonian, serta kaidah-kaidah seni lainnya sehingga tercipta karya wayang beber yang mengandung nilai artistik dan estetik. Bentuk visual wayang beber berupa karya lukis dibentang atau dibeber pada saat pertunjukan wayang beber berlangsung. Pada saat dipentaskan, wayang beber berfungsi sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesanpesan moral bagi penonton, serta media hiburan bagi penonton. Melalui tutur (antawecana) pada saat dalang mempergelarkan wayang beber diharapkan masyarakat (penonton) mendapatkan pencerahan hidup dan sekaligus mendapatkan hiburan. Oleh karena itu, melalui pergelaran wayang beber yang menampilkan bentuk visual berupa karya seni lukis yang mengandung nilai keindahan dapat digunakan sebagai tontonan dan sarana hiburan bagi penonton. Dalam jagong pertama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pendukung. Tokoh utama merupakan tokoh figur yang paling berperan dalam mendukung isi jagong tersebut, sedangkan tokoh pendukung yaitu tokoh-tokoh yang menjadi pendukung dalam ceirta tersebut. Tokoh utama dalam jagong pertama adalah Prabu Brawijaya, seorang raja Kediri, sedangkan tokoh pendukungnya terdapat beberapa tokoh antara lain; Patih Arya Jeksanegara, Raden Gandarepa, Jaka Kembang Kuning beserta kedua abdinya yaitu Ki Tawang Alun dan Nala Derma, serta Kebo Lorodan seorang patih dari negeri Sebrang |
Kesimpulan | Tokoh utama pada adegan (jagong) pertama yaitu Prabu Brawijaya yang memiliki karakter atau watak cermat, adil, dan bijaksana. Cermat dalam menghadapi persoalan hidup, adil tidak membeda-bedakan kasta atau derajad, serta bijaksana dalam mengambil suatu keputusan. Ada beberapa hal yang dapat diambil pelajaran atas keberadaan wayang beber Pacitan, antara lain; wayang beber sebagai seni tradisional menampilkan berbagai macam tokoh yang setiap tokoh memiliki karakter yang berbeda-beda. Selain itu, isi cerita wayang beber Pacitan mengandung nilai-nilai kearifan lokal tentang ajaran moral yang masih relevan dengan kehidupan sekarang. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut antara lain; kesetiaan, dan kegigihan atau semangat dalam menggapai cita-cita. Keberadaan wayang beber Pacitan hamper punah. Upaya pelestarian wayang beber sebagai warisan budaya Nusantara terus dilakukan agar seni tradisi tersebut tidak punah dan tetap eksis hingga akhir jaman. |
Gambar | “Tokoh Prabu Brawijaya” |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
28. Kajian Semiotika Ornamen dan Ragam Hias Austronesia Pada Arsitektur Tradisional Nusantara
Judul | Kajian Semiotika Ornamen dan Ragam Hias Austronesia Pada Arsitektur Tradisional Nusantara |
Kutipan Jurnal | Fireza, D., & Nadia, A. (2020). Kajian Semiotika Ornamen Dan Ragam Hias Austronesia Pada Arsitektur Tradisional Nusantara. PURBAWIDYA: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi, 9(2), 183-198. |
Halaman | 16 |
Tahun | 2020 |
Penulis | Doni Fireza dan Adli Nadia |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Ragam Hias Austronesia Pada Arsitektur Tradisional Nusantara |
Metodologi | Metodologi yang dipakai adalah metodologi kualitatif dengan mengkaji semiotika bahasa rupa dari ornamen dan ragam hias Austronesia pada arsitektur tradisional. |
Hasil Analisis | Hasil yang didapat adalah apresiasi tradisi karya rupa berupa pengungkapan eksistensi dari ornamen/ragam hias arsitektur adat Nusantara sebagai sistem tanda perkembangan kebudayaan dan media penyampaian makna dari adat istiadat. |
Kesimpulan | Pengaruh akulturasi budaya dan rentang waktu akan sangat berpengaruh pada perkembangan eksistensi karya rupa ini karena akan dapat menghilangkan konteks yang akan menjadi rujukan dari membaca dan mempersepsikan teks dari makna ornamen dan ragam hias ini. Apabila ini terjadi, perkembangan ornamen/ragam hias yang bersumber dari arsitektur tradisional Nusantara akan terbatas pada eksistensi bernilai denotatum saja walaupun sebagai wujud karya rupa akan terus dapat berkembang. Karena karya rupa ini dalam relasi tanda sebagai indeks akan dapat terus dikembangkan pola desainnya berdasarkan motif dan gaya yang menjadi arahan desain dari ornamen/ragam hias ini tanpa banyak berelasi dengan simbol yang bernilai konotatum. |
Gambar | “Pola-pola ragam hias pada artifak tembikar dari budaya austronesia dari kalumpang, Sulawesi Tengah” |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
29. Kajian Semiotika Elemen Estetika Bali Pada Bangunan Sebagai Identitas Budaya
Judul | Kajian Semiotika Elemen Estetika Bali Pada Bangunan Sebagai Identitas Budaya |
Kutipan Jurnal | Salsabila, A. A., & Dewi, P. Kajian Semiotika Elemen Estetika Bali Pada Bangunan Sebagai Identitas Budaya. |
Halaman | 8 |
Tahun | 2020 |
Penulis | Amanda Azalia Salsabila, Pancawati Dewi |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Bangunan Bali |
Metodologi | Dalam penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif dan dianalisis dengan menggunakan teori semiotika arsitektur (arsemiotik) mempelajari tanda-tanda seperti ikon, indeks dan simbol menurut Charles S. Peirce sebagai ikon, indeks dan simbol. |
Hasil Analisis | Hasil penelitian ini dapat disimpulkan melalui 6 teks visual sebagai berikut: (1) Bentuk massa bangunan lobi (2) Tangga besar sebagai area menghubungkan lobi dan fasilitas umum di lantai semi-basement. (3) Ukiran lukisan ornamen diaplikasikan di seluruh lobi sebagai secondary skin. (4) Pada massa hotel, bangunan utama memiliki atap yang dapat digunakan sebagai ruang publik oleh pengunjung. (5) Pada pola repetisi pembentuk Secondary Skin pada Bangunan Lobi berbentuk susunan segitiga yang dapat disimbolkan sebagai keharmonisan. (6) Pola penepatan massa bangunan Penginapan/ Utama bersifat linear, massa bangunan diatur dalam bentuk U yang sederhana, agar menciptakan kesan ruang yang terasa lebih dinamis. |
Kesimpulan | Berdasarkan kajian tanda-tanda yang teridentifikasi secara visual, dapat disimpulkan hasil penelitian ini bahwa tanda - makna filosofi Arsitektur pada bangunan Hotel Ananta Legian adalah sebagai berikut: (1) Bentuk massa bangunan lobi yang berbentuk seperti piramida dengan bagian atas yang tumpul merupakan gambaran simbolis dari bentuk gapura Candi Bentari, yang berarti area atau ruangan pertama yang dilalui untuk masuk dan keluar. sisi ke sisi (dari luar ke dalam dan atau sebaliknya). Juga sebagai simbol pintu masuk. (2) Tangga besar digunakan sebagai ide simbolis untuk menghadirkan suasana “seremonial” kepada pengunjung, yang memiliki makna denotatif sebagai area yang menghubungkan lobi dan ruang publik di lantai semi basement. Juga sebagai simbol representasi tahapan kehidupan alam yang harus dilalui manusia. (3) Ukiran lukisan ornamen diaplikasikan di desain seluruh lobi sebagai secondary skin yang bermotif Perpatraan difungsikan untuk membantu mengurangi panas dari matahari. Motif perpatran juga merupakan ide simbolis untuk melindungi kehidupan manusia dari rasa takut, panas, haus dan lainnya. sebagai simbol menghadirkan kenyamanan bagi manusia yang tinggal dilingkungan bangunan yang dihiasi oleh Pepatraan. (4) Massa bangunan utama memiliki atap yang dapat digunakan sebagai ruang publik. Pada bagian plafon, motif bunga geometris dipadukan dengan dekorasi bunga tradisional Bali. Ukiran fasad menciptakan kombinasi cahaya dan bayangan, yang paling sesuai dengan suasana lobi dan ruang publik bangunan utama. Bayangan berpola dapat dilihat di lantai dan dinding. Pada malam hari, lampu interior memancarkan cahaya dari dalam dan melalui ukiran. (5) Pada pola repetisi pembentuk Secondary Skin pada Bangunan Lobi berbentuk susunan segitiga yang dapat dilambangkan sebagai harmoni. Segitiga juga merupakan simbol stabilitas. Konsep Tri Hita Karana, falsafah keseimbangan hidup masyarakat Hindu Bali, meliputi hubungan yang harmonis dengan Tuhan, antara manusia dengan sesama, dan antara manusia dengan lingkungan. (6) Pola penepatan massa bangunan Penginapan/ Utama bersifat linear dengan pada bagian depan dan tengah massa terdapat kolam air. Gagasan Simbolik dari Zonasi Tri Mandala dibagi menjadi utama, madya dan nista. Massa bangunan hotel ditata dalam bentuk massa U yang sederhana untuk menciptakan kesan ruang yang dinamis. |
Gambar | “Motif Ukiran Pada Fasad Lobi” |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
30. Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Karya Lukis Erica Hestu Wahyuni “Vacation in Prosperity Land”
Judul | Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Karya Lukis Erica Hestu Wahyuni “Vacation in Prosperity Land” |
Kutipan Jurnal | Ajeng, A. N. (2021). Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Karya Lukis Erica Hestu Wahyuni “Vacation in Prosperity Land”. Kusa Lawa, 1(1), 42-47. |
Halaman | 6 |
Tahun | 2021 |
Penulis | I Nindan Ajeng |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 30 November 2023 |
Objek yang dikaji | Karya Lukis Erica Hestu Wahyuni “Vacation in Prosperity Land” |
Metodologi | Pada penelitian ini, jenis metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Tahap pertamayangdilakukan penelitian kualitatif, yakni pengumpulan data, apabila data sudah terkumpul selanjutnyaadalahmenyaring data-data tersebut kemudian dianalisa. |
Hasil Analisis | Hasil kajian semiotika dalam karya lukis ini terlihat bahwa terdapat visual dankomposisi warna yang menunjukkan bahwa Erica berhasil mengangkat sesuatu yang kompleks menjadi hal yangsederhana. |
Kesimpulan | Erica dalam proses penciptaan karya lukis selalu berangkat dalam hal-hal yang beradadilingkungan sekitar. Erica memiliki karakteristik dan gaya tersendiri dalam menciptakan karya. Ericasangat terkenal dengan karya-karyanya yang naif, semua karyanya bergaya naif seperti karya anak-anakbegitu pula karyanya yang berjudul Vacation in Prosperity Land. Karya lukis Vacation in ProsperityLand oleh Erica Hestu Wahyuni merupakan karya yang bergaya naif yang memperlihatkan kebahagiaandunia anak-anak yang penuh dengan keceriaan dan kebahagiaan. Tanda-tanda yang menjelaskanakanmakna tersebut berupa figur-figur manusia, hewan, pemandangan alam, mobil. Dari hal-hal yangsangatkompleks tersebut, Erica berhasil membuatnya dengan bentuk yang sederhana sesuai denganpemikirananak-anak. Pemilihan warna yang menarik dan berani menambah nilai estetika pada karya tersebut. Padakarya ini, Erica juga memperlihatkan kecintaannya dengan binatang-binatang terutama gajah. Gajahyangjuga menjadi sumber inspirasinya dalam berkarya. Tak hanya itu, banyak oarang-orang yang menjadikankarya Erica sebagai ide dan acuan dalam berkarya. Karakteristiknya yang kuat yang menjadikannyaselalubersinar diranah keseni rupaan Indonesia maupun di luar negeri. |
Gambar | “Lukisan Vacation in Prosperity Land oleh Erica Hestu Wahyuni” |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
31. Analisis Logo Uniqlo dalam Mencitrakan Uniqlo sebagai Merek Ritail Pakaian Asal Jepang Melalui Penerapan Teori Charles Sanders Peirce
Judul | Analisis Logo Uniqlo dalam Mencitrakan Uniqlo sebagai Merek Ritail Pakaian Asal Jepang Melalui Penerapan Teori Charles Sanders Peirce |
Kutipan Jurnal | Gurning, L. R., & Dirgantara, A. H. (2020). Analisis Logo Uniqlo dalam Mencitrakan Uniqlo sebagai Merek Ritail Pakaian Asal Jepang melalui Penerapan Teori Charles Sanders Peirce. Magenta| Official Journal STMK Trisakti, 4(2), 629-651. |
Halaman | 23 |
Tahun | 2020 |
Penulis | Linda R. M. Gurning dan Ahmad Habibi Dirgantara |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 6 Januari 2024 |
Objek yang dikaji | Logo Uniqlo |
Metodologi | Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode ini dilakukan dengan cara menguraikan teori, data dan informasi berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap visual logo Uniqlo. Kemudian hasilnya dijabarkan yang berupa analisa dari makna-makna yang terdapat pada logo Uniqlo berdasarkan teori semiotika Charles Sander Peirce |
Hasil Analisis | Dari hasil analisa diperoleh hasil bahwa berdasar analisa melalui ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol) menggunakan teori semiotika Charles Sander Pierce maka logo Uniqlo menggambarkan bahwa: (1) Uniqlo adalah merek pakaian yang berasal dari Jepang untuk dunia. (2) Uniqlo menawarkan kenyamanan dan kesederhanaan pada prodaknya. (3) Uniqlo menawarkan gaya busana Jepang (kasual, sederhana) untuk dipakai semua orang. (4) Dan traget marketnya di pasar internasional |
Kesimpulan | Bentuk logo, warna, struktur dan garis besar logo Uniqlo memiliki kesederhanaan yang dapat disimpulkan “Sebagai sebuah perusahaan resmi dari Jepang, yang menjual pakaian sederhana dan modern, berusaha kuat dan konsisten menuju pasar internasional, dengan melakukan pelayanan yang baik dengan keterbukaan, sehingga pelanggan nyaman” |
Gambar | “. Anatomi letter mark Logo Uniqlo” |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
32. Analisis Semiotika Self-Love (Mencintai Diri Sendiri) dalam Video Klip “Jiwa yang Bersedih” Ghea Indrawari
Judul | Analisis Semiotika Self-Love (Mencintai Diri Sendiri) dalam Video Klip “Jiwa yang Bersedih” Ghea Indrawari |
Kutipan Jurnal | Setiawan, H. (2023). Analisis Semiotika Self-Love (Mencintai Diri Sendiri) dalam Video Klip “Jiwa yang Bersedih “Ghea Indrawari. Sintaksis: Publikasi Para ahli Bahasa dan Sastra Inggris, 1(5), 08-23. |
Halaman | 16 |
Tahun | 2023 |
Penulis | Herri Setiawan |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 6 Januari 2024 |
Objek yang dikaji | Video Klip “Jiwa yang Bersedih” Ghea Indrawari |
Metodologi | Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang memiliki hasil penelitian berupa kata-kata tertulis dari orang-orang serta perilaku yang dapat diamati. Selain itu, pendekatan kualitatif juga merupakan pendekatan yang bersifat empiris, di mana pengamatan atas datanya didasarkan pada ungkapan subjek penelitian (Mulyana, 2013). |
Hasil Analisis | Hasil dari penelitian ini terdapat 3 aspek yaitu self-love sebagai cinta lembut untuk diri sendiri yang berfokus kepada penanaman, perawatan, dan pengembangan diri sendiri. Self-love sebagai keadaan apresiasi terhadap diri sendiri yang bersifat dinamis, yaitu tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual diri. Self-love sebagai perasaan nyaman dan kemampuan menyisihkan waktu untuk mengasuh diri sendiri. |
Kesimpulan | Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dalam penelitian berjudul analisis semiotika Self-Love (Mencintai Diri Sendiri) dalam video klip “Jiwa yang Bersedih” Ghea Indrawari yaitu self-love sebagai cinta lembut untuk diri sendiri yang berfokus kepada penanaman, perawatan, dan pengembangan diri sendiri. Self-love sebagai keadaan apresiasi terhadap diri sendiri yang bersifat dinamis, yaitu tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual diri. Self-love sebagai perasaan nyaman dan kemampuan menyisihkan waktu untuk mengasuh diri sendiri Keharmonisan diri, keharmonisan keluarga, keharmonisan sosial memiliki hubungan sangat erat. Selain itu, tanggung jawab diri merupakan komponen penting dari self love. Dalam konsep ini, self love didasarkan pada tanggung jawab diri yang berpusat pada pengendalian diri. Konsep ini memandang individu sebagai sesuatu yang tertanam dalam jaringan hubungan sosial. Self love tidak hanya menyebabkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain, namun juga dapat membuat seluruh masyarakat menjadi lebih baik. |
Gambar | |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
33. Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce Gambar Ilustrasi “Pandemi Vs Baliho” Pada Akun Instagram Tempo
Judul | Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce Gambar Ilustrasi “Pandemi Vs Baliho” Pada Akun Instagram Tempo |
Kutipan Jurnal | Ramadhani, R. F., Rasyid, A., & Ritonga, S. (2023). Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce Gambar Ilustrasi “Pandemi Vs Baliho” Pada Akun Instagram Tempo. Berajah Journal: Jurnal Ilmiah Pembelajaran dan Pengembangan Diri, 3(1), 143-154. |
Halaman | 12 |
Tahun | 2023 |
Penulis | Rizky Fitri Ramadhani, Abdul Rasyid, Sakti Ritonga |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 6 Januari 2024 |
Objek yang dikaji | Gambar Ilustrasi “Pandemi Vs Baliho” Pada Akun Instagram Tempo |
Metodologi | Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode analisis Sign (Tanda), Object (Acuan Tanda), Interpretant (Penggunaan Tanda). Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif |
Hasil Analisis | Hasil dari penelitian ini dapat dijelaskan jika gambar ilustrasi “Pandemi VS Baliho” merupakan penggambaran peristiwa yang benar-benar terjadi di Indonesia dan gambar tersebut merupakan gambar satire atau makna pesan sindiran yang ditujukan kepada para tokoh politik yang melakukan pemasangan baliho di masa pandemi, melalui gambar ini ilustrator ingin “menyentil” para tokoh politik tersebut. |
Kesimpulan | Dari hasil analisis dengan semiotika, maka dapat disimpulkan makna yang terdapat dalam gambar ilustrasi “Pandemi VS Baliho” menyatakan bahwa dalam gambar merupakan gambaran situasi yang benar-benar terjadi di Indonesia, dan bermaksud sebagai sindiran juga, ilustrator ingin menyampaikan pesan untuk “menyentil” atau mengingatkan para tokoh politik yang memasang baliho di masa pandemi, dimana sedang terjadi krisis ekonomi dan masyarakat banyak yang membutuhkan bantuan tidak seharusnya mereka memikirkan kampanye untuk pemilihan umum 2024 yang akan datang. |
Gambar | |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
34. Kesehatan Mental Dalam Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Pada Film “Ngeri-ngeri Sedap”
Judul | Kesehatan Mental Dalam Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Pada Film “Ngeri-ngeri Sedap” |
Kutipan Jurnal | Aulia, R., & Rozi, F. (2023). Kesehatan Mental Dalam Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Pada Film “Ngeri-ngeri Sedap”. Jurnal Ilmiah Research and Development Student, 1(1), 63-73. |
Halaman | 11 |
Tahun | 2023 |
Penulis | Risa Aulia, Fakhrur Rozi, dan Ismail |
Reviewer | Seren Dipity May Putri |
Tanggal | 6 Januari 2024 |
Objek yang dikaji | Film “Ngeri-ngeri Sedap” |
Metodologi | Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis Charles Sanders Pierce yang memiliki tiga bagian serta disebut sebagai teori segitiga yaitu sign, object, dan interpretan |
Hasil Analisis | Hasil pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kesehatan mental memberikan sebuah edukasi pesan terkait kondisi psikologi sesorang dalam ruang lingkup keluarga ataupun masyarakat. Cakupan dalam kesehatan mental yang terbagi menjadi tiga bagian antara lain stress, ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, dan pengambilan keputusan yang direpresentasikan dengan psikis dan fisik |
Kesimpulan | Dari hasil analisis kesehatan mental pada film “Ngeri-Ngeri Sedap” selain membahas terkait budaya tentunya jika ditelaah melalui karakter memunculkan kategori keshatan mental lewat pemerannya. Kesehatan mental lewat film ini, dijadikan sebuah edukasi penyampaian pesan melalui gambaran kehidupan ruang lingkup bermayarakat. Dengan menggunakan metode triadic Charles Sanders Pierce tentunya pengambilan gambar yang dijadikan tanda kemudia ditafsirkan maknanya menjadi sebuah pesan lewat visual dan alur cerita pada film tersebut |
Gambar | |
Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya |
|
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar