Mereview Jurnal-Jurnal Referensi Penulisan Artikel Ilmiah

 

Mereview Jurnal-Jurnal Referensi Penulisan Artikel Ilmiah


1.    Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan "Realis Surealis" karya Zaenal Arifin

Judul

Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis” karya Zaenal Arifin

Kutipan Jurnal

Sapentri, Evan. "Male gaze dan pengaruhnya terhadap representasi perempuan dalam lukisan “Realis Surealis” karya Zaenal Arifin." Journal of Urban Society's Arts 4.1 (2017): 29-35.

Halaman

7 Halaman

Tahun

2017

Penulis

Evan Sapentri

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Lukisan “Realis Surealis” karya Zaenal Arifin

Metodologi

  1. Deskripsi

  2. Analisis

  3. Interpretasi

  4. Penilaian

Hasil Analisis

Wujud dari pandangan atau tatapan laki-laki (the male gaze) terlihat ketika Arifin merepresentasikan perempuan sebagai subjek untuk membicarakan perihal tubuh dan ketubuhannya. Dalam lukisan yang berjudul “Dialog Imajiner: Women Power” dan “Power of Love”, Arifin menunjukan peran perempuan sebagai figur yang independen, kuat dan santun. Perempuan sebagai seseorang yang terbuka pikirannya, mampu menerima masukan, kritikan dan akan selalu berbenah diri. Kekuatan dan kelembutan inilah yang dijadikan Arifin sebagai dualias untuk membangkitkan semangat perempuan dalam meraih impiannya.

Kesimpulan

Zaenal Arifin sampai saat ini masih rutin berkarya dan mengikuti beberapa pameran yang diselenggarakan di Indonesia maupun di luar, pameran bertajuk “Laku” ini merupakan wujud eksistensi Arifin sebagai seorang seniman, bukan semata-mata hanya untuk mencari ketenaran dalam hidup, melainkan bagaimana Arifin mampu memindahkan nilai-nilai, sifat, dan perilaku-perilaku positif yang disampaikan dalam pameran melalui sentuhan artistik kedalam lukisannya yang ia sebut sebagai lukisan realis.

Gambar


Power of Love, Cat minyak di atas kanvas, 200 cm x 150 cm, 2012

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama sama mengkaji lukisan beraliran Realis Surealis

  2. Sama-sama menelaah makna tersirat yang dapat menginterpretasikan sebuah rasa.


2. Kajian Estetika Lukisan Realis Kontemporer Drs. Irwan,M.Sn. Yang Berjudul Di Ujung Tanduk


Judul

Kajian Estetika Lukisan Realis Kontemporer Drs. Irwan,M.Sn. Yang Berjudul Di Ujung Tanduk

Kutipan Jurnal

Khairi, Asra Ilal, dan Abdul Hafiz. "Kajian Estetika Lukisan Realis Kontemporer Drs. Irwan, M. Sn. yang Berjudul di Ujung Tanduk." Gorga: Jurnal Seni Rupa 11.1 (2022): 138-146.

Halaman

9 Halaman

Tahun

2022

Penulis

Asra Ilal Khairi dan Abdul Hafiz

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Lukisan Realis Kontemporer karya Drs. Irwan,M.Sn yang berjudul Di Ujung Tanduk dibuat pada tahun 2018 dengan media akrilik di atas kanvas dan ukuran 70 cm x 90 cm.

Metodologi

  1. Deskriptif, Jenis penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan realita sosial dan kebudayaan yang terjadi saat sekarang ini di Minangkabau. Penelitian ini tidak memberikan perlakuan, manipulasi, atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

  2. Observasi, data yang diperlukan untuk mengetahui kebudayaan Minangkabau yang sudah mulai menghilang yaitu dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan alat pengumpul datanya adalah lembaran observasi dan pedoman wawancara.

Hasil Analisis

Eksistensi kebudayaan minangkabau mulai diragukan karena kurang dijaga dan semakin hari minat masyarakat semakin pudar. Salah satu faktornya yaitu kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk mempelajari budaya dan masuknya kebudayaan asing yang mempengaruhi. 

Lukisan Realis Kontemporer karya Drs. Irwan,M.Sn yang berjudul Di Ujung Tanduk dibuat pada tahun 2018 dengan media akrilik di atas kanvas dan ukuran 70 cm x 90 cm inimerupakan representasi visual mengenai keprihatinan terhadap tatanan adat di kebudayaan yang hapir punah di tengah-tengah masyarakat terutama generasi muda.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa kebudayaan di Minangkabau mulai memudar, disebabkan beberapa hal seperti pengaruh budaya luar dan kesadaran masyarakat dalam melestarikan kebudayaan. Lukisan ini mengajak semua pihak untuk menyadari akan hal tersebut dan mulai mengambil sikap demi terjaganya budaya sehingga tidak mudah tergantikan.

Gambar


Di Ujung Tanduk, akrilik di atas kanvas, 70 cm x 90 cm, 2018

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama sama mengkaji lukisan beraliran Realisme

  2. Pembahasaan yang berbeda.


3. Citra Perempuan Dalam Lukisan Karya Permadi Lyosta

Judul

Citra Perempuan Dalam Lukisan Karya Permadi Lyosta

Kutipan Jurnal

Taruan, Hatmi Negria, Susandro Susandro, dan Rika Wirandi. "CITRA PEREMPUAN DALAM LUKISAN KARYA PERMADI LYOSTA." Gorga: Jurnal Seni Rupa 11.2: 581-589.

Halaman

9 Halaman

Tahun

2022

Penulis

Hatmi Negria Taruan, Susandro, dan Rika Wirandi

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Lukisan-lukisan mengenai perempuan karya Permadi Lyosta

Metodologi

  1. Deskriptif, penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskripstif dengan memakai metode pengumpulan data kualitatif di antara: metode penelusuran data online, metode bahan visual, metode observasi, metode wawancara. Kelima metode pengumpulan data tersebut digunakan dalam proses penelitian ini untuk menelusuri dan mengumpulkan data awal terkait karya-karya lukis Permadi Lyosta.

Hasil Analisis

Lukisan Permadi Lyosta banyak memotret realita kehidupan masyarakat Indonesia dalam beragam tema. Ia adalah salah satu dari sekian banyak pelukis realis Indonesia yang berkiprah saat melejitnya nama Lekra dalam dinamika politik dan kebudayaan Indonesia.  Lukisan-lukisanfisiknya yang masih tersimpan di rumah kediamannya di Jakarta. Sebagian besar lukisannya banyak mengambarkan citra perempuan dengan berbagai latar. Latar etnografis, misalnya – dapat dilihat dari beberapa lukisannya tentang perempuan Gayo dan perempuan Bali dengan pakaian adat tradisional. Gayo (Aceh Tengah) dan Bali adalah dua daerah yang ditempati Permadi cukup lama sebelum pindah ke Jakarta. Selain latar etnografis, isu gender secara tidak langsung dapat dilihat dari beberapa lukisannya yang bertema tentang perempuan pekerja di pasar, di wilayah pertanian, dan perempuan sebagai ibu rumah tangga, serta beberapa lukisan tentang sosok perempuan tua.  Lukisan potret realis bertema perempuan Gayo di atas, memperlihatkan beberapa aspek etnografis kebudayaan suku Gayo, terutama yang melekat pada perempuan, seperti penutup kepala, baju dengan motif hias khas Gayo, kain kerawang Gayo, manik-manik, gelang, dan sebagianya. Beberapa foto di antaranya memunculkan latar lukisan yang menampakkan rumah adat tradisional suku Gayo serta kendi air yang biasa disebut Keni Gayo. 

Kesimpulan

Pelukis Rakyat era LEKRA, Permadi Lyosta hampir sama dengan teman sejawatnya maupun seniornya masa itu. Meskipun perupa LEKRA tidak banyak bisa dilacak karena alasan tertentu, salah satunya mengalami pemusnahan oleh rezim yang berkuasa saat itu namun kita bisa menikmati karya-karyanya. Dari keragaman tema karyanya, kita menemui hal-hal yang menarik yang ia kemukakan dalam karyanya, yakninya tentang perempuan yang dibingkai oleh kesadaran etnografis dan potret ketimpangan gender atas salah makhluk tuhan yang luar biasa tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, potret ironis akan kondisi perempuan dilukis secara lugas oleh Permadi dalam beberapa nomor karyanya. Perempuan yang memiliki peran ganda sebagai perempuan, istri, ibu, sekaligus pencari nafkah untuk kelangsungan hidup keluarga, terutama anaknya. Perempuan rela berperan sebagai pekerja kasar, seperti buruh tani, pedagan pasar, dan sebagainya. Sedangkan ketika di rumah – di ruang domestik, perempuan tetap harus memikul beban tugas memelihara dan merawat anak-anaknya. 

Gambar

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama sama mengkaji lukisan beraliran Realisme

  2. Pembahasaan yang berbeda.


4. Mendobrak Nilai-nilai Patriarki Melalui Karya Seni Analisis Terhadap Lukisan Citra Sasmita


Judul

Mendobrak Nilai-nilai Patriarki Melalui Karya Seni Analisis Terhadap Lukisan Citra Sasmita

Kutipan Jurnal

Putri, Aninda Dyah Hayu Pinasti, et al. "Mendobrak Nilai-nilai Patriarki Melalui Karya Seni: Analisis Terhadap Lukisan Citra Sasmita." Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni 19.2 (2018): 159-173.

Halaman

20 Halaman

Tahun

2018

Penulis

Aninda Dyah Hayu Pinasti Putri.

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Lukisan-lukisan karya Citra Sasmita

Metodologi

  1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu wawancara terstruktur, observasi, mengkaji dokumen dan arsip.

Hasil Analisis

Perupa perempuan menarik untuk diungkap sebagai subaltern. Partisipasi perempuan sebagai perupa diharapkan menghilangkan gambaran perempuan yang selama ini diciptakan oleh perupa laki-laki. Dominasi perupa laki-laki menunjukkan minimnya perempuan perupa, seolah dunia perupa tidak memberi tempat bagi perempuan. Kondisi tersebut menunjukkan bila perempuan perupa di Indonesia mengenaskan, yaitu jika tidak musnah ia terpinggirkan, atau tampil hampir tanpa etos dan vitalitas kreatif. 

Kesimpulan

Karya-karya Citra memang dibuat untuk mengkritik kultur patriarki yang berkembang pada budaya Bali. Citra Sasmita juga mengungkapkan persoalan tentang sikap mental masyarakat patriarki yang mensubordinasi kaum perempuan. Sebagai seniman perempuan asal Bali, Citra mengaku mengalami masalah ganda karena di satu sisi ada sikap mental masyarakat patriarki dan di sisi lain adanya pengkotak-kotakan orang berdasarkan kastanya masing-masing. 

Berkarya bukan permasalahan apakah perempuan atau pria, tetapi tentang ide yang dibawa dalam setiap penciptaan karyanya apakah sudah mampu menyampaikanpesan pada penikmatnya. Membawa gagasan yang dapat diterima masyarakat dan memberikan suatu perubahan positif. Menjadi perempuan adalah suatu takdir yang pantas untuk dibanggakan.

Gambar

  
Citra Sasmita Autopsy_A4_Acrylic on Paper_2015






Citra Sasmita_Eternal Bound_A4_Oil on Paper_2014

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas tentang Realisme maupun konsep cinta diri



5. Gajah Sumatra dalam Karya Lukis Realis Kontemporer

Judul

Gajah Sumatra dalam Karya Lukis Realis Kontemporer

Kutipan Jurnal

Pratama, Heryan Pandu, M. Sn Erfahmi, dan M. Sn Ariusmedi. "GAJAH SUMATERA DALAM KARYA LUKIS REALIS KONTEMPORER." Serupa The Journal of Art Education 7.2 (2018).

Halaman

20 Halaman

Tahun

2018

Penulis

Heryan Pandu Pratama, Erfahmi, Ariusmedi

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Lukisan Gajah Sumatra beraliran Realis Kontemporer

Metodologi

Metode dan proses pembuatan karya yang dilakukan dalam penciptan karya seni lukis ini melalui beberapa langkah: (1) persiapan, (2) Elaborasi, (3) Sintesis, (4) Realisasi Konsep, (5) Penyelesaian.

Hasil Analisis

Hasil dari visualisasi gajah Sumatera dalam karya lukis realis kontemporer ini mengungkapkan kondisi gajah Sumatera yang terancam dan mati akibat perburuan liar ataupun dibunuh secara sengaja.

Kesimpulan

Karya lukis ini ditulis yang merupakan hasil pengamatan yang menimbulkan keresahan bagi penulis khususnya gajah Sumatra. Gambar ini ditujukan untuk menggambarkan keresahan, mengungkapkan kondisi gajah sumatra yang terancam maupun mati akibat perburuan liar ataupun dibunuh secara sengaja, itulah pesan yang ingin disampaikan dalam lukisan ini. 

Gambar

Satu Persatu, 100x120 cm, akrilik pada kanvas, 2018

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama sama mengkaji lukisan beraliran Realisme

  2. Pembahasaan yang berbeda.



6 .Lukis Potret Karya Solichin Totok: Kajian Nilai Estetik dan Proses Penciptaan


Judul

Lukis Potret Karya Solichin Totok: Kajian Nilai Estetik dan Proses Penciptaan

Kutipan Jurnal

Septiana, Wilujeng Eky, danMujiyono Mujiyono. "LUKIS POTRET KARYA SOLICHIN TOTOK: KAJIAN NILAI ESTETIK DAN PROSES PENCIPTAAN." Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni 11.2 (2022): 26-35.

Halaman

10 Halaman

Tahun

2022

Penulis

Wilujeng Eky Septiana, dan Mujiyono

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya lukis Solichin Totok

Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, verifikasi, dan triangulasi.

Hasil Analisis

Hasil penelitian menunjukan karya seni lukis Solichin dari segi estetik memiliki dua nilai yaitu nilai intrinsik lukisan Solichin terletak pada unsur - unsur visual dan prinsip desain pada lukisannya, seperti setting cahaya, bentuk, komposisi yang hebat, gestur yang luwes, dan subjek utama tampak jelas menjadi center of interest. Sedangkan dalam nilai ekstrinsik memberi makna human interest dan pada proses penciptaan karya Solichin dilakukan dengan tiga tahapan diantaranya: tahapan awal, tahapan menyempurnakan, mengembangkan, dan memantapkan gagasan awal, serta tahapan visualisasi ke dalam medium

Kesimpulan

Pada lukisan potret Solichin terdapat nilai estetik, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Nilai intrinsik pada lukisan Solichin adalah terletak pada unsur-unsur visual dan prinsip desain pada lukisannya, seperti setting cahaya, bentuk, komposisi yang hebat, gestur yang luwes, halus dan subjek utama tampak jelas menjadi center of interest. Background yang ditampilkan dengan kesan kabur/ blur membuat ciri khas yang terdapat pada lukisan potret Solichin. Subjek utama dibuat dengan kesan cahaya yang memusat satu arah pada subjek yang membentuk kesan bidang trimatra akibat pengaplikasian highlight dan bayangan. Sedangkan nilai ekstrinsik yang terdapat pada lukisan Solichin secara umum adalah nilai humanis. Mencitrakan subjek manusia yang berkarakter saat mengekspresikan problematika kehidupan. Hal ini didasari pada sebagian besar lukisan potret Solichin yang banyak mengangkat tema tentang potret Human Interest.

Gambar

Gipsy Girl, 90x70 cm, oil pada kanvas, 2018

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama sama mengkaji lukisan beraliran Realisme

  2. Pembahasaan yang berbeda.



7.Analisis Karya Lukis Rasyid Maulana Arifudin dalam Pameran Art For Orangutan


Judul

Analisis Karya Lukis Rasyid Maulana Arifudin dalam Pameran Art For Orangutan

Kutipan Jurnal

Rahmawati, Septi. "Analisis Karya Lukis Rasyid Maulana Arifudin Dalam Pameran Art For Orangutan." Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual 2.2 (2022): 42-47.

Halaman

6 Halaman

Tahun

2022

Penulis

Septi Rahmawati

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya lukis Rasyid Maulana Arifudin dalam Pameran Art For Orangutan berjudul Ajur Ajer

Metodologi

Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara semi terstruktur.

Hasil Analisis

Hasil penelitian menemukan beberapa analisis dalam karya yang berjudul “Ajur Ajer” yaitu konsep yang diangkat dalam karya, media yang digunakan, objek yang dituangkan dalam karya serta pesan yang disampaikan dalam karya. Menggunakan sosok diri sendiri sebagai objek dalam lukisan menjelaskan bahwa kita perlu memanfaatkan diri kita sendiri, menghargai, sesekali objek dalam membuat lukisan tidak harus menggunakan model orang lain

Kesimpulan

Manusia dana alam adalah suatu yang saling berhubungan. Yang kedua pada analisis diketahui bahan serta media yang digunakan hanya berupa kertas marga yang mana pada umumnya kertas marga jika di luar dunia seni bukanlah digunakan sebagai media melukis melainkan sekedar kotak nasi atau diubah bentuknya menjadi kotak untuk menyimpan benda tertentu. Pembuatan sebuah karya tidak dapat dibatas idengan media yang digunakan. Warna - warna yang ada pun cukup sederhana namun mampu memberi kesan unik tersendiri dalam lukisan yang dibuat. Serta apa yang kita lihat dalam karya tadi, seniman menggunakan sosok dirinya sendiri sebagai objek dalam lukisannya. Yang berarti kita juga perlu memanfaatkan diri kita sendiri, menghargai, sesekali objek dalam membuat lukisan tidak harus menggunakan model orang lain.

Gambar

Ajur Ajerl, 80x110 cm, oil pastel dan akrilik pada kertas manga, 2019

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Pembahasaan yang berbeda.

  2. Sama sama mengkaji lukisan beraliran realisme



8.Seni Lukis Bali Modern Kontemporer Karya Ida Bagus Alit Suatu Kajian Estetika


Judul

Seni Lukis Bali Modern Kontemporer Karya Ida Bagus Alit Suatu Kajian Estetika

Kutipan Jurnal

Sujana, I. Made, I. Nyoman Putrayasa, dan Putu Agus Permanamiarta. "SENI LUKIS BALI MODERN KONTEMPORER KARYA IDA BAGUS ALIT SUATU KAJIAN ESTETIKA." Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni 1.2 (2021): 135-148.

Halaman

14 Halaman

Tahun

2021

Penulis

I Made Sujana , I Nyoman Putrayasa , dan Putu Agus Permanamiarta 

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya seni lukis bali modern kontemporer karya Ida Bagus Alit

Metodologi

Menggunakan metode pendekatan kualitatif serta didukung teknik pengumpulan data, kepustakaan, observasi, wawancara, dokumentasi dan analisis data.

Hasil Analisis

Hasil penelitian menemukan beberapa analisis dalam karya yang berjudul “Ajur Ajer” yaitu konsep yang diangkat dalam karya, media yang digunakan, objek yang dituangkan dalam karya serta pesan yang disampaikan dalam karya. Menggunakan sosok diri sendiri sebagai objek dalam lukisan menjelaskan bahwa kita perlu memanfaatkan diri kita sendiri, menghargai, sesekali objek dalam membuat lukisan tidak harus menggunakan model orang lain

Kesimpulan

Bentuk seni lukis bali moderen kontemporer tercipta yang tidak lepas dari unsurunsur seni rupa, seperti garis, warna, komposisi, keseimbangan, kesatuan dan keharmonisan, selain itu juga tidak lepas dari budaya tradisi orang bali, seperti ketika ada upacaraupakara di bali, seperti orang nikah, mepeed, potong gigi dan yang lainya. Ini semua dapat dijadikan sebuah inpirasi dalam penciptaan bentuk seni lukis. Dengan memadukan teknik moderen ini dalam melukis baik dalam finishing ataupun dengan cara menabahkan objek-objek lain pada latar belakang ataupun yang lainnya sehingga akan tampak lukisan berbeda dengan lukisan lainnya dan salah satu ciri khas karya Ida Bagus Alit adalah thaosands craking (garis pecah seribu)

Gambar

Payas Agung, 60x80 cm, akrilik pada kanvas, 2013

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama- sama membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Pembahasaan yang berbeda.



9.Analisis Makna Warna Lukisan Pada Karya Wadji M.S Di Sukodono Sidoarjo


Judul

Analisis Makna Warna Lukisan Pada Karya Wadji M.S Di Sukodono Sidoarjo

Kutipan Jurnal

Rosyidin, Ainur. "ANALISIS MAKNA WARNA LUKISAN PADA KARYA WADJI MS DI SUKODONO SIDOARJO." Racana: Jurnal Pendidikan Seni dan Budaya 3.2 (2022): 45-51.

Halaman

7 Halaman

Tahun

2022

Penulis

Ainur Rosyidin

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya seni lukis WADJI MS DI SUKODONO SIDOARJO Berjudul Romantic

Metodologi

Menggunakan metode wawancara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis deskripsi melalui metode pendekatan seni rupa

Hasil Analisis

Hasil yang di dapatkan dari penelitian ini adalah makna warna pada karya lukis wadji iwak, pelukis ternama asal sidoarjo yang khas akan objek ikan dan warna yang di gunakannya dalam berkarya, warna yang di gunaka Wadji Iwak adalah Warna biasa di sebut warna RGB (red, green, blue) dalam ilmu teori warna, yang menurut Wadji Iwak memiliki makna kesuburan alam dan kehidupan manusia, di anggapnya sebuah ungkapan dari suatu rasa yang ia tuangkan dalam karyanya.

Kesimpulan

Dari sini penulis mengetahui bahwa seorang wadji iwak adalah pelukis ternama asal 51 sidoarjo yang khas akan objek karyanya arwana dan warna yang di gunakannya dalam berkarya adalah warna merah, biru, dan hijau yang mana menurut Wadji Iwak mengatikan warna yang di gunakan dalam karyanya adalah warna warna kehidupan seperti warna: Merah= berani, tamgguh,. Biru= langit, bisa di andalkan, stabil. Hijau= alam yang subur. 

Gambar

Romantic

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama- sama membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Pembahasaan yang berbeda.



10.Studi Analisis Isi: Representasi Kritik Politik dan Ideologi Komunis pada Lukisan Karya Hendra Gunawan


Judul

Studi Analisis Isi: Representasi Kritik Politik dan Ideologi Komunis pada Lukisan Karya Hendra Gunawan

Kutipan Jurnal

Kurniawan, Ivan, danMuhammad Lutfi Aris. "Studi Analisis Isi: Representasi Kritik Politik dan Ideologi Komunis pada Lukisan Karya Hendra Gunawan." Majalah Ilmiah UNIKOM 19.2 (2021): 105-112.

Halaman

8 Halaman

Tahun

2021

Penulis

Ivan Kurniawan dan Muhammad Lutfi Aris

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya seni lukis Hendra Gunawan Berjudul Pasar

Metodologi

Menggunakan metode analisis isi

Hasil Analisis

Adanya kesesuaian antara kepentingan politik kelompok komunis dengan hasil interpretasi lukisan berupa pesan yang diungkapkan Hendra dalam lukisannya. Dengan melihat kesesuaian antara pesan yang disampaikan Hendra dalam lukisannya, dengan indikator yang dirancang berdasarkan Prinsip Kesenian 1959 yang banyak memuat kepentingan politik kelompok komunis diranah kebudayaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lukisan Hendra Gunawan merupakan lukisan yang cukup ideal bagi kepentingan kelompok komunis, dengan memenuhi 4 dari 5 aspek, yaitu aspek ideologis, perjuangan kelas, nilai budaya, dan aspek praktis.

Kesimpulan

Adapun Mengenai lukisannya yang dapat dikatakan sebagai lukisan ideal bagi PKI, yang kemudian memunculkan tuduhan tentang intervensi partai terhadapnya, dapat difahami sebagai sikap Hendra yang mungkin memang sudah sejalan sejak awal. Mengigat ia merupakan salah satu tokoh Lekra. Untuk menyimpulkan bahwa sikap tersebut muncul karena intervensi, perlu kajian lebih lanjut dan lebih komprehensif tentang sosok Hendra terlepas dari lukisan-lukisannya.

Gambar

Pasar, 1960

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama- sama membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Pembahasaan yang berbeda.



11.Kajian Semiotika Makna Simbolik Lukisan Kuda Karya Agus TBR

Judul

Kajian Semiotika Makna Simbolik Lukisan Kuda Karya Agus TBR

Kutipan Jurnal

Hismanto, AG Andi, Yan Yan Sunarya, dan Acep Iwan Saidi. "KAJIAN SEMIOTIKA MAKNA SIMBOLIK LUKISAN KUDA KARYA AGUS TBR A SEMIOTICS STUDY ON THE SYMBOLIC MEANING OF AGUS TBR ‘S HORSE PAINTING." Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain 4.2 (2022): 137-152.

Halaman

16 Halaman

Tahun

2022

Penulis

AG. Andi Hismanto, Yan Yan Sunarya, dan Acep Iwan Saidi

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya seni lukis Agus TBR  yang berjudul Land of Hope

Metodologi

Menggunakan metode pengumpulan data dalam penelitian berupa foto-foto dan wawancara untuk memperoleh data sekunder. Lukisan Kuda tersebut diteliti dengan pendekatan studi teks interpretatif di mana yang difokuskan kepada teks itu sendiri dan bukan pada perupa yang membuat lukisan atau pada penikmat lukisan.

Hasil Analisis

Sesuai dengan tema dan judul lukisannya Agus TBR menggambarkan suatu adegan setelah peperangan Diponegoro. Beberapa elemen–elemen visual yang terdapat pada lukisan yang berjudul Land of Hope : a. Garis yang didominasi dengan garis maya yang terbentuk dari penumpukan dua warna yang berbeda dan garis nyata berupa outline pada beberapa objeknya. b. Bidang non geometri seperti kuda, manusia, pohon dan awan. Sedangkan bidang geometri terdapat pada meriam, roda dan objek peluru meriam berwarna merah. c. Kesan ruang terbentuk dari adanya sudut pandang yang membentuk perspektif dan perbedaan intensitas warna dan kesan gelap terang serta adanya cahaya yang memberikan kesan volume dan ruang semu. d. Warna pada lukisan ini didominasi warna biru yang cenderung gelap serta warna coklat kekuningan. e. Teksturnya berupa kombinasi dari perpaduan garis dan warna yang membentuk tekstur yang berwujud dan berkarakter seperti objeknya. f. Kesatuan pada lukisan ini tampak terlihat dari komposisi warna, bentuk objek peluru meriam di setiap bidangnya serta objek-objek material pendukungnya yang tersusun sedemikian rupa dan saling berkaitan sehingga menciptakan kesatuan yang berpusat pada objek kuda sebagai objek utama. g. Keseimbangan asimetris atau informal di mana susunan elemen-elemen visual dalam lukisan ini tidak ditempatkan secara sama seperti objek kuda, manusia, awan dan objek–objek lainya akan tetapi memberikan kesan seimbang. h. Irama yang menonjol terletak pada kepala kuda yang berjumlah tiga yang dibuat seolah olah bergerak naik turun dan objek asap yang seolah-olah bergerak dari sumber api. i. Sosok objek kuda dan penunggangnya menjadi center of interest pada lukisan ini sehingga tampak sangat menonjol dan berkarakter.

Kesimpulan

Objek kuda yang dilukiskan oleh Agus TBR merupakan media dalam menyampaikan ide serta gagasannya mengenai narasi dalam perjalanan hidup yang dialami oleh Agus TBR sendiri ataupun orang lain. Kuda sebagai objek dalam lukisan Agus TBR merupakan gambaran identitas diri yang berhubungan dengan sejarah kehidupan manusia seperti kegelisahan yang disimbolkan melalui kuda yang diam tanpa gerakan berlari dengan bentuk tanpa ekspresi. Kuda yang dilukiskan merupakan sebuah narasi tentang realitas, perjalanan dan harapan dari manusia dengan memperlihatkan kerapuhan dari manusia menghadapi berbagai persoalan di dalam kehidupan.

Gambar

Dokumentasi Agus TBR, 2019

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama- sama membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Sama-sama membahas tentang arti semiotika makna simbolik  dalam lukisan



12.Makna Visualisasi Dalam Proses Karya Pelukis CHAIRUL SATRIA SABARUDIN Periode BEAUTY ON STRIPES


Judul

Makna Visualisasi Dalam Proses Karya Pelukis CHAIRUL SATRIA SABARUDIN Periode BEAUTY ON STRIPES

Kutipan Jurnal

Subekti, Rangga Singgih, dan Salamun Kaulam. "Makna Visualisasi dalam Proses Karya Pelukis Chairul Satria Sabarudin Periode Beauty On Stripes."

Halaman

7 Halaman

Tahun

2016

Penulis

Rangga Singgih Subekti dan Salamun Kaulam

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya Chairul yaitu wanita, zebra, dan harimau, pada vigur wanita tubuhnya diberi coretan motif strip-strip zebra yang dipadukan dengan loreng harimau, digambarkan dengan teknik arsiran pensil warna dan gaya dekoratif

Metodologi

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa: observasi, wawancara, dan dokumentasi guna mendapatkan data yang diperlukan.

Hasil Analisis

Objek realis imajinatif, gambar pertama menggabungkan antara rambut wanita yang terhubung dengan zebra, begitu pula gambar kedua, rambut wanita digambarkan menyatu dengan rambut kuda.

Dominasi warna hitam putih sangat kuat, yaitu warna strip-strip zebra dengan di kombinasikan pada figur wanita yang juga di poles dengan pemberian motif-motif zebra pada wajahnya.

penempatan 2 objek berbeda pada kiri dan kanan, tapi salah satu objek terlihat lebih kuat dari objek disebelahnya. Namun demikian karya tersebut tetap memancarkan keseimbangan dan tetap memberikan kesan keteraturan yang berfariasi dan karenanya tidak formal serta lebih dinamis. Kemudian yang terakhir yaitu pola komposisi bebas.Makna yang ingin disampaikan Iroel lewat karyanya pada periode Beauty on Stripes ini semuanya adalah tentang kehidupan wanita di era modern saat ini. Dimana menurutnya wanita saat ini sangatlah berbeda jauh sifatnya dengan wanita zaman dulu. Harga diri wanita zaman sekarang sudah tidak seistimewa dahulu. Dengan adanya kemajuan di bidang teknologi informasi maupun teknologi yang lain, kesemuanya mempunyai efek negatif yang ikut memperlancar kemaksiatan serta kerusakan moral. 

Kesimpulan

Perwujudan visual dari karya-karya Iroel periode Beauty on Stripes banyak didominasi oleh wujud wanita, harimau dan zebra. Objek wanita digambarkan dengan wajah yang diberi ornamen strip-strip zebra seolah mengibaratkan adanya kesamaan antara wanita dan zebra. Lukisan periode Beauty on Stripes dibuat pada 2007 – 2010. Secara keseluruhan ide penciptaanya adalah tentang kehidupan wanita yang dikaitkan dengan binatang zebra dan harimau. Teknik yang digunakan Iroel adalah arsiran dengan cara tumpang tindih, maksudnya adalah setelah dilakukan arsiran secara global kemudian di semprotkan fixative, tujuan nya untuk membuat arsiran tahan dari sentuhan (tidak rontok) agar bisa ditimpa arsiran lagi diatasnya, setelah difixative kemudian ditimpa arsiran baru lagi hingga permukaan kanvas tertutup secara keseluruhan dengan arsiran. Seterusnya begitu hingga lukisan selesai. Setelah selesai karya di vernis untuk menjaga arsiran agar tidak rontok saat terkena sentuhan.

Gambar

 “Who Catch Who” (2008) Pensil Warna di atas Kanvas, 100 x 200 cm, Dok Chairul Sabarudin

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama- sama membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Sama-sama membahas tentang arti semiotika makna simbolik  dalam lukisan

  3. Sama-sama membahas teknik gambar yang sama, yaitu arsiran



13.Gambar Ilustrasi Buku Kumpulan Cerpen Rectovero (Kajian Struktur dan Makna)


Judul

Gambar Ilustrasi Buku Kumpulan Cerpen Rectovero (Kajian Struktur dan Makna)

Kutipan Jurnal

Marlitasari, Tria, dan Asidigisianti Surya Patiria. Gambar Ilustrasi Buku Kumpulan Cerpen Rectovero (Kajian Struktur dan Makna). Diss. State University of Surabaya.

Halaman

6 Halaman

Tahun

2015

Penulis

Tria Marlitasari dan Asidigisianti Surya Patiria

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Gambar Ilustrasi Buku Kumpulan Cerpen Rectovero karya Dewi ”dee‟ Lestari

Metodologi

Menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk meneliti kejadian sosial, latar belakang budaya dan analisis suatu karya. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk meneliti keadaan atau suatu peristiwa yang sedang berlangsung pada saat dilakukannya penelitian, kemudian data tersebut dikumpulkan, dikelompokkan, disusun dan dijelaskan dan dianalisis. 

Hasil Analisis

Hasil dari pembahasan adalah, buku kumpulan cerpen Rectoverso ini memiliki tiga puluh tiga gambar ilustrasi dengan dua teknik yang berbeda yaitu teknik arsir dan teknik fotografi. Keseluruhan gambar ilustrasi dalam buku kumpulan cerpen Rectoverso ini memiliki sebuah kesamaan yaitu menampilkan gambar ilustrasi yang sederhana yang terlihat dari goresan teknik arsirnya dan juga pengambilan foto pada teknik fotografinya seperti tekning panning, bulb, zooming dan freezing.  

Kesimpulan

Keseluruhan gambar ilustrasi dalam buku kumpulan cerpen Rectoverso ini memiliki sebuah kesamaan yaitu menampilkan gambar ilustrasi yang sederhana yang terlihat dari goresan teknik arsirnya dan juga pengambilan foto pada teknik fotografinya, dan hanya mengambil satu adegan dalam cerita yang ada pada setiap cerita seperti setting latar tempat atau kejadian pada masing-masing cerita.

Gambar

Ilustrasi cerita pendek berjudul Selamat Ulang Tahun

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama- sama membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Sama-sama membahas tentang arti semiotika makna simbolik  dalam lukisan

  3. Sama-sama membahas teknik gambar yang sama, yaitu arsiran



14.Analisis Karakteristik Karya Seni Lukis Saparul Anwar Periode Tahun 2017-2022


Judul

Analisis Karakteristik Karya Seni Lukis Saparul Anwar Periode Tahun 2017-2022

Kutipan Jurnal

Pahmi, Muhammad Nizar Pahmi. "Analisis Karakteristik Karya Seni Lukis Saparul Anwar Periode Tahun 2017-2022." Cilpa: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Rupa 9.1 (2023): 1-18.

Halaman

18 Halaman

Tahun

2023

Penulis

Muhammad Nizar Pahmi 

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya-Karya Seni Lukis Saparul Anwar Tahun 2017-2022


Metodologi

Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif deskriptif.

Hasil Analisis

Bahwa Saparul Anwar dalam melukis menggunakan 2 teknik berbeda, yakni teknik blocking dan tumpang tindih, Gaya lukisan dari Saparul Anwar saat ini ialah naif ekspressionis yang mana sekarang lebih cenderung kasar, spontan dan liar, dunia sosial dan isu politik menjadi bahan utama tematema lukisan kesehariannya. Selain itu, peristiwa maupun kejadian yang pernah dialami dituangkan ke dalam kanvas lukisannya. Dari keseluruhan karya Saparul Anwar, terdapat figur-figur manusia dan hewan yang kerap ia tuangkan ke dalam lukisannya. Sedangkan pada unsur bentuknya yang tidak proporsional menggambarkan karakteristik gaya naifnya, Pesan-pesan yang disampaikan dalam karya Saparul Anwar ialah pesan moral dan kebanyakan pesan-pesan yang disampaikan mengandung isu sosial, Warna Hijau tosca, Merah, dan Kuning sebagai ciri khas warna dalam karya lukis Saparul Anwar.  

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penyajian dan pembahasan di atas bisa disimpulkan bahwa : 

1. Saparul Anwar dalam melukis menggunakan 2 teknik yang berbeda, yaitu teknik blocking dan teknik tumpang tindih.

2. Gaya lukisan dari Saparul Anwar saat ini ialah gaya naif ekspressionis, yang mana perbedaannya dengan yang sebelumnya dalam pengerjaannya halus namun sekarang lebih kasar dan spontanitas namun terkonsep dan lebih berani dan liar. 

3. Dalam karya Saparul Anwar kondisi sosial, issu, politik menjadi objek utamanya dalam tematema lukisan kesehariannya. 

4. Dalam setiap karya-karyanya memiliki sebuah pesan-pesan yang ia sampaikan yaitu pesan moral, kebanyakan pesan-pesan yang ia sampaikan melalui karyanya mengandung isu sosial seperti pembulian, poligami dan lain-lain. 

5. Saparul Anwar kerap menorehkan warna Hijau tosca, Merah, dan Kuning sebagai ciri khas warna dalam karyanya.

Gambar

“ Fashion Passion ’, Akrilik pada Kanvas, 85cm x 85cm, 2020 Sumber foto: Saparul Anwar 

“ Letusan Samalas ’’, Akrilik pada Kanvas, 100cm x 100cm, 2021

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Sama-sama membahas tentang makna dalam lukisan

  1. Tidak membahas teknik gambar yang sama, yaitu arsiran



15. Analisis Karya Gambar Ilustrasi Teknik Arsir Siswa Kelas VIII di SMP Swasta Tunas Karya Batang Kuis

Judul

Analisis Karya Gambar Ilustrasi Teknik Arsir Siswa Kelas VIII di SMP Swasta Tunas Karya Batang Kuis

Kutipan Jurnal

Ulfah, Taqiyyah, dan Dwi Budiwiwaramulja. "Analisis Karya Gambar Ilustrasi Teknik Arsir Siswa Kelas VIII di SMP Swasta Tunas Karya Batang Kuis." Gorga: Jurnal Seni Rupa 8.1 (2019): 279-283.

Halaman

5 Halaman

Tahun

2019

Penulis

Taqiyyah Ulfah dan  Dwi Budiwiwaramulja

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya Gambar Ilustrasi Teknik Arsir Siswa Kelas VIII di SMP Swasta Tunas Karya Batang Kuis


Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menguraikan masing-masing subjek yang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling dengan sample 29 karya siswa. 

Hasil Analisis

Hasil penelitian menjelaskan bahwa nilai rata-rata karya siswa secara keseluruhan dikaregorikan baik dengan rata-rata nilai 79,8 (baik). Hasil karya gambar ilustrasi dikategorikan baik yaitu 27 karya dengan nilai rata-rata 80,8. Hasil karya gambar ilustrasi teknik arsir dikategorikan cukup baik yaitu 1 karya dengan nilai 66,3. Hasil karya gambar ilustrasi tenik arsir dikategorikan kurang baik yaitu 1 karya dengan nilai 64,9. Maka dari 29 karya gambar ilustrasi teknik arsir yang mencapai nilai KKM sebanyak 28 karya dari karya gambar Ilustrasi Teknik Arsir yang dibuat oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Tunas Karya Batang Kuis.  

Kesimpulan

Terdapat 70% gambar siswa memiliki karakter gambar yang unik dan berbeda dengan karya siswa yang lainnya. Karya siswa tersebut memiliki keunikan dan karakteristik masing-masing. masih banyak kelemahan pada karya siswa karena masih banyak siswa yang kurang menekan pensil dan arsiran yang kurang rapi.

Gambar

 Karya Siswa Novia Ardian

Karya Siswa Andi Syahputra

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Membahas teknik gambar yang sama, yaitu arsiran

  3. Membahas kajian teori yang sama yaitu jenis-jenis arsiran



16. Analisis Karya Gambar Kuda Teknik Arsir Ditinjau dari Komposisi, Proporsi, dan Gelap Terang

Judul

Analisis Karya Gambar Kuda Teknik Arsir Ditinjau dari Komposisi, Proporsi, dan Gelap Terang

Kutipan Jurnal

Putra, Nova Aji, dan Mesra Mesra. "Analisis Karya Gambar Kuda Teknik Arsir Ditinjau Dari Komposisi, Proporsi dan Gelap Terang." Journal of Education, Humaniora danSocial Sciences (JEHSS) 3.3 (2021): 1004-1010.

Halaman

7 Halaman

Tahun

2021

Penulis

Nova Aji Putra dan Mesra

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya Gambar Kuda Teknik Arsir


Metodologi

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu mengumpulkan data informasi yang diperoleh melalui hasil wawancara selanjutnya mengklasifikasikan data yang penting dan penyusunan dilakukan secara sistematis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, dokumentasi, studi pustaka, dan wawancara.  

Hasil Analisis

Hasil penelitian diantaranya Komposisi yang diterapkan mendapatkan kriteria “tepat” dari ketiga penilai dengan nilai rata-rata 78,28, Proporsi yang diterapkan mendapatkan kriteria “tepat” dari ketiga penilai dengan nilai rata-rata yaitu 73,24, Gelap terang yang diterapkan mendapatkan kriteria “tepat” dari ketiga penilai dengan nilai rata-rata 77,87. 

Kesimpulan

Hasil karya gambar kuda dengan teknik arsir siswa kelas VII ini cukup bagus. Kategori sangat tepat ada 5 orang dengan kriteria proporsi yang sangat sesuai dengan bentuk anatomi kuda ideal pada umumnya, lalu kategori tepat ada 13 orang dengan kriteria penerpan proporsi yang tepat sehingga anatomi kuda yang dimunculkan tepat dan ideal dengan perbandingan ukuran anggota tubuh kuda yang satu dengan yang lainnya, laluKategori cukup tepat ada 2 orang dengan kriteria penerapan proporsi yang masih dibilang cukup tepat, hal ini disebabkan pengapikasian proporsi yang mereka gunakan masih jauh dikatakan ideal. Dari kategori di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil kemampuan menggambar kuda teknik arsir siswa kelas VII SMP Swasta Pembangun dikatakan baik karena presentase kategori penilaian tepat sangat dominan.

Gambar

Karya Siswa Qory Fadillah

Karya siswa Sabrina

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak terlalu fokus membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Membahas teknik gambar yang sama, yaitu arsiran

  3. Membahas kajian teori yang sama yaitu jenis-jenis arsiran



17. Analisis Makna Kota Dalam Tiga Lukisan Karya Agung Tato (Sebuah Pendekatan Semiotika Charles Sanders Peirce)

Judul

Analisis Makna Kota Dalam Tiga Lukisan Karya Agung Tato (Sebuah Pendekatan Semiotika Charles Sanders Peirce)

Kutipan Jurnal

Tjahyadi, Indra, dan Dheny Dheny. "Analisis Makna Kota Dalam Tiga Lukisan Karya Agung Tato (Sebuah Pendekatan Semiotika Charles Sanders Peirce)." Terob 12.1 (2021): 39-49.

Halaman

11 Halaman

Tahun

2021

Penulis

Indra Tjahyadi dan Dheny Jatmiko

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Ketiga lukisan karya Agung Tato


Metodologi

Metode yang digunakan sebagai landasan kinerja analisis dalam penelitian ini adalah kualitatif interpretatif.

Hasil Analisis

Hasil ditemukan bahwa dalam lukisan Agung Tato kota dimaknai sebagai sebuah geografi yang tidak humanis. Manusia bukan lagi subjek yang menjadi pusat bagi pengembangan atau pertumbuhan sebuah kota. Kota hadir sebagai kota itu sendiri, terlepas dari berbagai mahluk hidup yang ada di alam semesta.  

Kesimpulan

Lukisan karya Agung Tato yang berjudul Second Level, City of Tommorow, dan B…. merepresentasikan kota sebagai sebuah geografi yang tidak lagi berfungsi sebagai ruang bagi manusia dan kemanusiaan. Dalam ketiga lukisan tersebut, tampak bahwa kota direpresentasikan hanya sebagai wilayah yang memiliki ekosistem materialis. Aspek-aspek non-fisis dieliminasi dari kota. Oleh karena itu, kota direpresentasikan sebagai wilayah non-sosial dan tidak humanis dalam ketiga lukisan karya Agung Tato tersebut.

Gambar

 Lukisan B … karya Agung Tato

Lukisan City of Tommorow karya Agung Tato

Lukisan Second Level karya Agung Tato

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak terlalu fokus membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Tidak Membahas teknik gambar yang sama, yaitu arsiran


18. Karya Perupa Bali dalam Merespon Pandemi Covid 19 dalam Analisis Semiotika Roland Barthes


Judul

Karya Perupa Bali dalam Merespon Pandemi Covid 19 dalam Analisis Semiotika Roland Barthes

Kutipan Jurnal

Rediasa, Nyoman. "KARYA PERUPA BALI DALAM MERESPON PANDEMI COVID 19 DENGAN ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES." Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha 11.3 (2021): 103-112.

Halaman

10 Halaman

Tahun

2021

Penulis

Nyoman Rediasa

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya – karya perupa Bali


Metodologi

Metode yang di gunakan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif tentang Karya Perupa Bali Dalam Merespon Pandemi Covid 19 tertuju pada pemecahan masalah dengan teori analisis semiotika Ronad Barthes. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menngunakan teknik observasi, wawancara, pendokumentasian, dan keperpustakaan. Dalam penelitian teknik analisis data menggunakan teknik analisis domanin dan di lanjutkan analisis taksonomi.

Hasil Analisis

Hasil penelitian ini adalah Aspek aspek visual yang hadir dalam karya perupa Bali yang merespon kondisi pandemi covid 19 menghadirkan representasi atau penggambaran objek yang mencoba merekam kondisi batiniah manusia dalam menghadapi pandemi. Unsur unsur visual garis warna bidang komposisi ruang irama dan lain sebagainya yang muncul dalam karya – karya mereka mengkonstruksi suatu rangkaian representasi gambar yang dihadirkan dalam rangka mengkontruksi ungkapan keprihatinan, solidaritas, kekacauan serta perenungan dan optimisme dalam menghadapi kondisi pandemi. Karya – karya perupa Bali yang merespon pandemi covid 19 memiliki nilai semiotik jika dilihat dari semiotika Roland Barthes 

Kesimpulan

Karya – karya perupa Bali yang merespon pandemi covid 19 memiliki nilai semiotik jika dilihat dari semiotika Roland Barthes. Makna denotasi yang hadir adalah makna yang didapat dari penggambaran objek dalam arti yang sebenarnya, penggambaran atas situasi ketertekanan, kekalutan, kekacauan menjanjikan ruang perenungan membangunkan solidaritas untuk bangkit bersama dalam kondisi seperti ini karena pandemi ini adalah universal dan dialami oleh semua orang dari warga dunia baik yang terpapar langsung virus corona ini maupun yang tidak terpapar langsung. Representasi objek tersebut menghadirkan sebuah metafora yang mengungkapkan kondisi yang terjadi pada titik ini makna konotasi dalam karya seni rupa para perupa tersebut hadir menjanjikan ruang perenungan bagi publik penikmat karya seni rupa tentang kondisi yang tengah terjadi. Selanjutnya representasi objek – objek tersebut hadir membentuk makna universal, meresap sampai ke alam pikir menjadi serupa ideologi. Representasi objek seperti masker, APD, doa dan persembahan menjadi representasi yang diterima dan dapat dipahami oleh publik sebagai sebuah tanda yang menggambarkan kondisi.

Gambar

\

Karya Polenk Rediasa, 2019, 1.118 Tahun Membisu, 90 x 190 cm, Oil on Canvas

Karya; Chusin Setiadikara, 2015, Melawan Banjir 200 x 260 cm, Oil on Canvas.

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Tidak Membahas teknik gambar yang sama, yaitu arsiran


19. Semiotika Visual Karya Lukisan Pengidap Skizofrenia

Judul

Semiotika Visual Karya Lukisan Pengidap Skizofrenia

Kutipan Jurnal

Darmawan, William, dan Syahrul Ramadhan. "Semiotika Visual Karya Lukisan Pengidap Skizofrenia." Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya 2.03 (2020): 226-234.

Halaman

9 Halaman

Tahun

2020

Penulis

William Darmawan dan Syahrul Ramadhan

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Lukisan Derek Bayes bernama “Labirin”


Metodologi

Metode penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sample sumber data dilakukan secara bermakna. Teknik pengumpulan data dengan gabungan analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Hasil Analisis

Penyakit jiwa skizofrenia dan juga teori semiotika yang digunakan menurut para ahli sehingga masyarakat mengetahui informasi tersebut dan tidak menyepelekan penyakit jiwa, khususnya penyakit skizofrenia dan mengerti apa yang dirasakan para pengidap melalui karya seni yang diciptakan

Kesimpulan

Meskipun skizofrenia merupakan penyakit yang sangat sulit sekali untuk dijabarkan bagi si pengidap, namun dengan media lukisan atau visual yang dapat kita liat dari karya si pengidap tersebut. Kita dapat berasumsi menggunakan teori semiotika dari Ferdinand de Saussure dengan metode signifiant dan signifie untuk mengetahui apa yang ada di pikiran si pengidap melalui hasil karya tersebut, bisa saja itu sebagai pemacu hal penyebab mengapa ia bisa terkena skizofrenia, ataupun hanya sekadar mengekspresikan diri melalui media visual sehingga kita mampu mengerti apa yang mereka rasakan. Karena dibalik setiap tanda lukisan (signifiant) pasti ada arti (signifie) yang tersirat di dalamnya. 

Gambar

"Labirin" karya Derek Bayes

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Tidak Membahas teknik gambar yang sama, yaitu arsiran

  3. Membahas karya seni yang berhubungan dengan kesehatan mental


20. Ayah Dalam Seni Lukis Realis Kontemporer


Judul

Ayah Dalam Seni Lukis Realis Kontemporer

Kutipan Jurnal

Fadilah, Ratna, dan Erfahmi Erfahmi. "Ayah Dalam Seni Lukis Realis Kontemporer." Serupa The Journal of Art Education 10.4 (2021): 361-375.

Halaman

12 Halaman

Tahun

2021

Penulis

Ratna Fadilah dan Erfahmi

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Lukisan yang memvisualkan dua objek manusia yaitu ayah dan anak.


Metodologi

Metode dan proses karya yang digunakan dalam penciptaan karya seni lukis realis kontemporer ini melalui beberapa tahapan yaitu: Persiapan, Elaborasi, Sintesis, Realisasi konsep, dan Penyelesaian.

Hasil Analisis

Karya yang berjudul “Pembimbing I” menggambarkan dua subjek berupa figur ayah, anak, dan satu objek al’quran. Figur pertama sosok seorang ayah yang sedang membaca al’quran untuk mengajari anaknya. Figur kedua yaitu sosok seorang anak yang sedang melihat ke al’quran sambil mendengar ayahnya membaca al’quraan. Objek al’quran menyimbolkan keagamaan. Pesan yang ingin penulis sampaikan melalui karya ini adalah ayah sangat berperan penting mendidik dan membimbing anaknya dalam ilmu keagamaan yang dianut, bertujuan untuk membentuk moral, kepribadian, dan karakter anak. Agar anak-anak terhindar dari perilaku-perilaku buruk.

Kesimpulan

Penulis sangat berusaha menampilkan subjek yang mudah dipahami oleh masyarakat agar pesan dalam lukisan dapat tersampaikan dengan baik. Karyakarya yang penulis ciptakan hasil dari pengalaman, pemikiran, dan pengamatan penulis, tentang fenomena sosial yaitu masih minimnya peranan ayah terhadap anak dan keluarganya. Maka dari itu penulis memvisualkan beberapa peranan penting seorang ayah terhadap anaknya, yang akan penulis ungkapkan dalam bentuk karya seni lukisan, dengan gaya lukisan realis kontemporer. Yang akan menampilkan bentuk visual berbagai aktivitas ayah dan anak, seperti ayah sedang bermain dengan anaknya, ayah yang sedang membimbing anaknya belajar, ayah yang sedang memberi anaknya makan, dan sebagainya.

Gambar

“Pembimbing I”

Perbandinga dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Membahas lukisan beraliran Realisme

  2. Tidak Membahas teknik gambar yang sama, yaitu arsiran


21. Kesehatan Mental Dalam Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Pada FIlm “Ngeri-ngeri Sedap”


Judul

Kesehatan Mental Dalam Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Pada FIlm “Ngeri-ngeri Sedap”

Kutipan Jurnal

Aulia, R., & Rozi, F. (2023). Kesehatan Mental Dalam Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Pada Film “Ngeri-ngeri Sedap”. Jurnal Ilmiah Research and Development Student, 1(1), 63-73.

Halaman

11

Tahun

2023

Penulis

Risa Aulia, Fakhrur Rozi, Ismail

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Film Ngeri-ngeri Sedap

Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis Charles Sanders Pierce yang memiliki tiga bagian serta disebut sebagai teori segitiga yaitu sign, object, dan interpretan

Hasil Analisis

Hasil pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kesehatan mental memberikan sebuah edukasi pesan terkait kondisi psikologi sesorang dalam ruang lingkup keluarga ataupun masyarakat. Cakupan dalam kesehatan mental yang terbagi menjadi tiga bagian antara lain stress, ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, dan pengambilan keputusan yang direpresentasikan dengan psikis dan fisik

Kesimpulan

Dapat disimpulkan yaitu stress, ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dan pengambilan keputusan. Penonjolan adegan yang mengaitkan kesehatan mental ini dituangkan secara menyeluruh sehingga peran stress pada Pak Domu dan Bu Domu begitu diperlihatkan. Keterkaitan cakupan kesehatan mental ini masingmasing mempunyai kondisi psikologi dalam memperlihatkan bagiannya.  

Gambar

Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan.

  2. Membahas sebuah karya yang berhubungan dengan kesehatan mental.

  3. Membahas karya melalui pendalaman semiotika.


22. Identitas Kultural Dalam Pakaian Perempuan Jawa Kajian Semiotika Lukisan Damar Kurung Karya Masmundari


Judul

Identitas Kultural Dalam Pakaian Perempuan Jawa Kajian Semiotika Lukisan Damar Kurung Karya Masmundari

Kutipan Jurnal

Christianna, A. (2021). IDENTITAS KULTURAL DALAM PAKAIAN PEREMPUAN JAWA Kajian semiotika lukisan damar kurung karya Masmundari.

Halaman

8

Tahun

2021

Penulis

Aniendya Christianna, Acep Iwan Saidi, dan Riama Maslan Sihombing

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Lukisan Damar Kurung Karya Masmundari

Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan pengamatan mendalam terhadap datadata visual lukisan Damar Kurung dan observasi terhadap fenomena sosial dalam masyarakat Jawa (khusunya Gresik dan sekitarnya)

Hasil Analisis

Penelitian ini menghasilkan (1) Kemben, jarik dengan rambut tersanggul merepresentasikan identitas kejawaan perempuan di Gresik. (2) Pengaruh Islam dari Sunan Giri turut membangun identitas perempuan yang tidak hanya Jawa, tetapi sekaligus Islami. Bahwa dengan mengenakan kerudung atau jilbab, perempuan tidak kehilangan identitas kejawaannya. Perempuan Jawa memilih dan mengenakan pakaian tertentu tidak sekedar untuk kebutuhan biologis, tetapi untuk mencapai kebutuhan spiritual yang lebih tinggi.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan yaitu identitas bukanlah kumpulan sifat-sifat yang dimiliki tiap-tiap individu, bukan pula entitas atau benda yang bisa ditunjuk keberadaannya. Identitas adalah produk kultural yang selalu dalam kondisi dinamis dan selalu dalam proses pencarian. Identitas mencakup keseluruhan aspek sosial dan kultural. Jadi, identitas sepenuhnya merupakan konstruksi sosial yang tidak bisa dipisahkan dengan representasi kultural dan proses akulturasi dalam prosesnya

Gambar

“Juragan Batik Pijet” 

Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama sama membahas lukisan.

  2. Membahas karya lukis melalui pendalaman semiotika.


23. Kajian Semiotika Peirce Pada Karya Seni Lukis Di Sanggar Seni Rupa Simpassri Medan


Judul

Kajian Semiotika Peirce Pada Karya Seni Lukis Di Sanggar Seni Rupa Simpassri Medan

Kutipan Jurnal

MEDAN, S. R. S. KAJIAN SEMIOTIKA PEIRCE PADA KARYA SENI LUKIS DI SANGGAR.

Halaman

11

Tahun

2022

Penulis

Vivi Destri Yumielda, Zulkifli

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya Seni Lukis Di Sanggar Seni Rupa Simpassri Medan

Metodologi

Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif-interpretatif, yaitu mendeskripsikan data-data tekstual yang dianalisis secara detail oleh interpretator melalui penerapan teori semiotika tipologi tanda.

Hasil Analisis

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa lukisan-lukisan ini merepresentasikan objek-objek yang berceritakan filosofi, budaya/tradisi suku Batak yang merupakan aspek representamen yang hadir dan bersifat indrawi.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan keseluruhan karya seni lukis di sanggar seni rupa Simpassri memiliki makna berdasarkan relasi tanda aspek representamen, dan lukisan- lukisan tersebut merepresentasikan objek-objek yang berceritakan filosofi dan budaya/tradisi suku Batak, yang mana merupakan aspek representamen yang hadir dan bersifat indrawi.

Gambar

“Juragan Batik Pijet” 

Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama sama membahas lukisan.

  2. Membahas karya lukis melalui pendalaman semiotika.


24. Analisis Poster Video Klip Lathi: Kajian Semiotika Ferdinand De Saussure


Judul

Analisis Poster Video Klip Lathi: Kajian Semiotika Ferdinand De Saussure

Kutipan Jurnal

Sitompul, A. L., Patriansyah, M., & Pangestu, R. (2021). Analisis Poster Video Klip Lathi: Kajian Semiotika Ferdinand De Saussure. Besaung: Jurnal Seni Desain dan Budaya, 6(1).

Halaman

7

Tahun

2021

Penulis

Anni Lamria Sitompul, Mukhsin Patriansah, Risvi Pangestu

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Poster Video Klip Lathi

Metodologi

Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode ini merupakan penelitian interpretatif dengan menggunakan berbagai penafsiran yang melibatkan banyak metode. 

Hasil Analisis

Poster Lathi ini dibuat pada tahun 2020, setelah mendapatkan perhatian dari seluruh dunia dan menjadi viral atas lagunya. Konteks karya Lathi ini begitu tepat pada saat ini, dimana banyak kaum muda terjerat dalam suatu toxic relationship atau yang dikenal dengan sebutan yang trend pada saat ini yaitu “bucin”. Perlu suatu keberanian untuk bisa terlepas dari toxic relationship, sehingga akhirnya karya ini sangat tepat dihadirkan. Karya yang merepresentasikan bagaimana toxic relationship itu menjadi hubungan yang tidak sehat bahkan fatal bagi kehidupan seseorang ke depannya.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan Andy Adrians yang adalah Art Director dari Lathi melahirkan karya poster ini dalam bentuk tampilan visual dalam bentuk poster yang sangat menarik. Melalui karya ini, terselip pesan yang ditangkap agar kita lebih berhati-hati dengan toxic relationship, apalagi dalam perkataan kita kepada pasangan yang dapat menimbulkan hubungan yang kurang sehat dalam berelasi. 

Gambar

“Poster Videdo Klip Lagu Lathi” 

Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan.

  2. Membahas karya poster melalui pendalaman semiotika.


25. Mahluk Mitologi Menghalau Pandemi: Kajian Semiotika Buku Ilustrasi Minna no Amabie


Judul

Mahluk Mitologi Menghalau Pandemi: Kajian Semiotika Buku Ilustrasi Minna no Amabie

Kutipan Jurnal

Sari, I. A. L. (2022). Makhluk Mitologi Menghalau Pandemi: Kajian Semiotika Buku Ilustrasi Minna no Amabie. Panggung, 32(1).

Halaman

14

Tahun

2022

Penulis

Ida Ayu Laksmita Sari

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Buku Ilustrasi Minna no Amabie

Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif analisis. Objek analisis adalah gambar-gambar amabie dengan memberikan perhatian pada bentuk, warna, dan simbol-simbol yang ditampilkan. Ilustrasi dalam buku Minna no Amabie dipilih secara purposive untuk mengungkap fenomena kepopuleran amabie di tengah pandemi serta alasan di balik pembuatan karya ilustrasi tersebut.

Hasil Analisis

Hasil analisis mengungkapkan bahwa sebagian besar pembuat karya ingin menyampaikan pesan bahwa amabie adalah simbol kekuatan agar masyarakat bersama-sama memerangi pandemi Covid-19 dan berharap pandemi ini dapat segera berakhir. 

Kesimpulan

Buku Minna no Amabie memuat berbagai macam ilutrasi gambar dan lukisan serta benda-benda yang terinspirasi dari sosok amabie. Selain respon visual berupa ilustrasi atau gambar, mereka juga memberikan respon tekstual berupa kata atau kalimat yang isinya berupa penguatan atau doa agar masyarakat kompak dan kuat menghadapi wabah pandemi Covid-19 yang terjadi. Terlepas dari sosok ini hanyalah makhluk mitologi, namun secara tidak langsung karya-karya amabie telah memberikan manfaat untuk kekuatan secara mental maupun psikologis karena hampir seluruh penjelasan dari karya yang ada mereka bersoa agar pandemi dapat segera selesai dan mereka dapat berkumpul kembali dengan orang-orang yang dicintai. Terdapat pula satu kata yaitu 疫病退散 ekibyou taisan ‘menolak wabah’ yang semakin memperkuat bahwa sosok amabie adalah youkai pengusir pandemi. Popularisasinya dewasa ini diberikan makna baru yang kontekstual dengan pandemi Covid-19, sesuatu yang tentu saja tidak dikenal pada abad ke-19, ketika amabie pertama tercipta.

Gambar

“Ilustrasi Amabie oleh Yuko Ganpuku” 

Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama-sama membahas lukisan.

  2. Membahas karya buku ilustrasi melalui pendalaman semiotika.


26. Pola Matematis dan Sejarah Batik Sukapura: Sebuah Kajian Semiotika


Judul

Pola Matematis dan Sejarah Batik Sukapura: Sebuah Kajian Semiotika

Kutipan Jurnal

Yulianto, E., Prabawanto, S., Sabandar, J., & Wahyudin, W. (2019). Pola matematis dan sejarah batik sukapura: Sebuah kajian semiotika. JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika), 5(1), 15-30.

Halaman

16

Tahun

2019

Penulis

Eko Yulianto, Sufyani Prabawanto, Jozua Sabandar, Wahyudin

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Batik Sukapura

Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi sesuai dengan paradigma dari penelitian ini yakni untuk mengobservasi kelompok kebudayaan tertentu dalam jangka waktu yang cukup lama (Creswell, 2015). Subjek penelitian ini adalah sekelompok pembatik di daerah Sukaraja Kota Tasikmalaya yang masih aktif dan tergolong paling senior sehingga mampu memberikan referensi yang memadai. Jumlah subjek penelitian sebanyak tiga orang yang masih berfokus kepada batik tulis karena sebagian dari pembatik sudah mulai terjun ke batik cetak.

Hasil Analisis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa batik Sukapura memiliki banyak konsep geometri dan sejumlah keteraturan. Sejarah batik Sukapura dimulai dari para pengrajin batik dari Jawa Tengah yang pindah ke Jawa Barat akibat terjadinya peperangan. Saat ini batik tulis semakin terdistorsi akibat perkembangan jaman yang berpindah ke batik cetak bahkan batik digital-printing. Ciri khas batik Sukapura adalah bermotif alam. Dari sudut pandang semiotika, tanda-tanda dari motif ini bukan sekedar pola dan keteraturan matematis namun memiliki makna dan pesan moral yang sangat sesuai dengan falsafah hidup masyarakat Sunda. Penggabungan kajian semiotika dan matematika ini dianggap mampu memberikan penguatan kepada para siswa dalam memaknai nilainilai etnomatematika sebagai upaya mengembalikan status matematika yang saat ini dipandang terpisah dari budaya (culturally-free). 

Kesimpulan

Batik Sukapura merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia yang melambangkan budaya masyarakat Priangan Timur Jawa Barat. Batik Sukapura bukan sekedar pakaian yang dihiasi oleh motif-motif indah yang penuh dengan pola dan keteraturan, tetapi Batik Sukapura digunakan masyarakat Sunda sebagai pakaian yang formal dan bernilai sakral. Ciri khas batik Sukapura adalah mengandung unsur-unsur yang disediakan di alam. Motif-motif tersebut membawa cerita masa lalu dengan pesan moral di dalamnya. Pesan moral tersebut tentu akan berdampak baik bila diwujudkan dan dilestarikan bagi generasi selanjutnya, karena moral yang baik akan membawa bangsa ini pada kemajuan. Tanda-tanda pada motif ini bukan sekedar pola dan keteraturan namun memiliki makna dan pesan moral yang sangat sesuai dengan falsafah hidup masyarakat Sunda. Penggabungan kajian semiotika dan matematika ini mampu memberikan penguatan kepada para siswa dalam memaknai nilai-nilai etnomatematika sebagai upaya mengembalikan status matematika yang saat ini dipandang terpisah dari budaya (culturally-free).

Gambar

“Motif Merak Ngibing” 

Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan.

  2. Membahas Karya melalui pendalaman semiotika.



27. Wayang Beber Pacitan: Kajian Semiotika Tokoh Prabu Brawijaya Pada Jagong Pertama


Judul

Wayang Beber Pacitan: Kajian Semiotika Tokoh Prabu Brawijaya Pada Jagong Pertama

Kutipan Jurnal

Margana, M. WAYANG BEBER PACITAN: Kajian Semiotika Tokoh Prabu Brawijaya Pada Jagong Pertama. Cakra Wisata, 22(1).

Halaman

13

Tahun

2021

Penulis

Margana

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Tokoh Prabu Brawijaya Pada Jagong Pertama Wayang Beber Pacitan

Metodologi

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di tempat asal wayang beber muncul yaitu di Karangtalun, Desa Gedompol, kabupaten Pacitan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Observasi dilakukan pada bentuk wayang beber, sedangkan wawancara dilakukan dengan Bapak Rudy sebagai dalang wayang beber Pacitan. 

Hasil Analisis

Wayang beber Pacitan sebagai karya lukis terdiri atas elemen-elemen visual berupa titik, garis, bidang, warna, dan tekstur yang disusun dengan mempertimbangkan keseimbangan, keselarasan, keharmonian, serta kaidah-kaidah seni lainnya sehingga tercipta karya wayang beber yang mengandung nilai artistik dan estetik. Bentuk visual wayang beber berupa karya lukis dibentang atau dibeber pada saat pertunjukan wayang beber berlangsung. Pada saat dipentaskan, wayang beber berfungsi sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesanpesan moral bagi penonton, serta media hiburan bagi penonton. Melalui tutur (antawecana) pada saat dalang mempergelarkan wayang beber diharapkan masyarakat (penonton) mendapatkan pencerahan hidup dan sekaligus mendapatkan hiburan. Oleh karena itu, melalui pergelaran wayang beber yang menampilkan bentuk visual berupa karya seni lukis yang mengandung nilai keindahan dapat digunakan sebagai tontonan dan sarana hiburan bagi penonton. 

Dalam jagong pertama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pendukung. Tokoh utama merupakan tokoh figur yang paling berperan dalam mendukung isi jagong tersebut, sedangkan tokoh pendukung yaitu tokoh-tokoh yang menjadi pendukung dalam ceirta tersebut. Tokoh utama dalam jagong pertama adalah Prabu Brawijaya, seorang raja Kediri, sedangkan tokoh pendukungnya terdapat beberapa tokoh antara lain; Patih Arya Jeksanegara, Raden Gandarepa, Jaka Kembang Kuning beserta kedua abdinya yaitu Ki Tawang Alun dan Nala Derma, serta Kebo Lorodan seorang patih dari negeri Sebrang

Kesimpulan

Tokoh utama pada adegan (jagong) pertama yaitu Prabu Brawijaya yang memiliki karakter atau watak cermat, adil, dan bijaksana. Cermat dalam menghadapi persoalan hidup, adil tidak membeda-bedakan kasta atau derajad, serta bijaksana dalam mengambil suatu keputusan. Ada beberapa hal yang dapat diambil pelajaran atas keberadaan wayang beber Pacitan, antara lain; wayang beber sebagai seni tradisional menampilkan berbagai macam tokoh yang setiap tokoh memiliki karakter yang berbeda-beda. Selain itu, isi cerita wayang beber Pacitan mengandung nilai-nilai kearifan lokal tentang ajaran moral yang masih relevan dengan kehidupan sekarang. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut antara lain; kesetiaan, dan kegigihan atau semangat dalam menggapai cita-cita. Keberadaan wayang beber Pacitan hamper punah. Upaya pelestarian wayang beber sebagai warisan budaya Nusantara terus dilakukan agar seni tradisi tersebut tidak punah dan tetap eksis hingga akhir jaman.

Gambar

“Tokoh Prabu Brawijaya” 

Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan.

  2. Membahas karya seni melalui pendalaman semiotika.


28. Kajian Semiotika Ornamen dan Ragam Hias Austronesia Pada Arsitektur Tradisional Nusantara


Judul

Kajian Semiotika Ornamen dan Ragam Hias Austronesia Pada Arsitektur Tradisional Nusantara

Kutipan Jurnal

Fireza, D., & Nadia, A. (2020). Kajian Semiotika Ornamen Dan Ragam Hias Austronesia Pada Arsitektur Tradisional Nusantara. PURBAWIDYA: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi, 9(2), 183-198.

Halaman

16

Tahun

2020

Penulis

Doni Fireza dan Adli Nadia

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Ragam Hias Austronesia Pada Arsitektur Tradisional Nusantara

Metodologi

Metodologi yang dipakai adalah metodologi kualitatif dengan mengkaji semiotika bahasa rupa dari ornamen dan ragam hias Austronesia pada arsitektur tradisional. 

Hasil Analisis

Hasil yang didapat adalah apresiasi tradisi karya rupa berupa pengungkapan eksistensi dari ornamen/ragam hias arsitektur adat Nusantara sebagai sistem tanda perkembangan kebudayaan dan media penyampaian makna dari adat istiadat.

Kesimpulan

Pengaruh akulturasi budaya dan rentang waktu akan sangat berpengaruh pada perkembangan eksistensi karya rupa ini karena akan dapat menghilangkan konteks yang akan menjadi rujukan dari membaca dan mempersepsikan teks dari makna ornamen dan ragam hias ini. Apabila ini terjadi, perkembangan ornamen/ragam hias yang bersumber dari arsitektur tradisional Nusantara akan terbatas pada eksistensi bernilai denotatum saja walaupun sebagai wujud karya rupa akan terus dapat berkembang. Karena karya rupa ini dalam relasi tanda sebagai indeks akan dapat terus dikembangkan pola desainnya berdasarkan motif dan gaya yang menjadi arahan desain dari ornamen/ragam hias ini tanpa banyak berelasi dengan simbol yang bernilai konotatum.

Gambar

“Pola-pola ragam hias pada artifak tembikar dari budaya austronesia dari kalumpang, Sulawesi Tengah” 

Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan.

  2. Membahas karya melalui pendalaman semiotika.


29.  Kajian Semiotika Elemen Estetika Bali Pada Bangunan Sebagai Identitas Budaya


Judul

Kajian Semiotika Elemen Estetika Bali Pada Bangunan Sebagai Identitas Budaya 

Kutipan Jurnal

Salsabila, A. A., & Dewi, P. Kajian Semiotika Elemen Estetika Bali Pada Bangunan Sebagai Identitas Budaya.

Halaman

8

Tahun

2020

Penulis

Amanda Azalia Salsabila, Pancawati Dewi

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Bangunan Bali

Metodologi

Dalam penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif dan dianalisis dengan menggunakan teori semiotika arsitektur (arsemiotik) mempelajari tanda-tanda seperti ikon, indeks dan simbol menurut Charles S. Peirce sebagai ikon, indeks dan simbol.

Hasil Analisis

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan melalui 6 teks visual sebagai berikut: (1) Bentuk massa bangunan lobi (2) Tangga besar sebagai area menghubungkan lobi dan fasilitas umum di lantai semi-basement. (3) Ukiran lukisan ornamen diaplikasikan di seluruh lobi sebagai secondary skin. (4) Pada massa hotel, bangunan utama memiliki atap yang dapat digunakan sebagai ruang publik oleh pengunjung. (5) Pada pola repetisi pembentuk Secondary Skin pada Bangunan Lobi berbentuk susunan segitiga yang dapat disimbolkan sebagai keharmonisan. (6) Pola penepatan massa bangunan Penginapan/ Utama bersifat linear, massa bangunan diatur dalam bentuk U yang sederhana, agar menciptakan kesan ruang yang terasa lebih dinamis.

Kesimpulan

Berdasarkan kajian tanda-tanda yang teridentifikasi secara visual, dapat disimpulkan hasil penelitian ini bahwa tanda - makna filosofi Arsitektur pada bangunan Hotel Ananta Legian adalah sebagai berikut: (1) Bentuk massa bangunan lobi yang berbentuk seperti piramida dengan bagian atas yang tumpul merupakan gambaran simbolis dari bentuk gapura Candi Bentari, yang berarti area atau ruangan pertama yang dilalui untuk masuk dan keluar. sisi ke sisi (dari luar ke dalam dan atau sebaliknya). Juga sebagai simbol pintu masuk. (2) Tangga besar digunakan sebagai ide simbolis untuk menghadirkan suasana “seremonial” kepada pengunjung, yang memiliki makna denotatif sebagai area yang menghubungkan lobi dan ruang publik di lantai semi basement. Juga sebagai simbol representasi tahapan kehidupan alam yang harus dilalui manusia.

(3) Ukiran lukisan ornamen diaplikasikan di desain seluruh lobi sebagai secondary skin yang bermotif Perpatraan difungsikan untuk membantu mengurangi panas dari matahari. Motif perpatran juga merupakan ide simbolis untuk melindungi kehidupan manusia dari rasa takut, panas, haus dan lainnya. sebagai simbol menghadirkan kenyamanan bagi manusia yang tinggal dilingkungan bangunan yang dihiasi oleh Pepatraan. (4) Massa bangunan utama memiliki atap yang dapat digunakan sebagai ruang publik. Pada bagian plafon, motif bunga geometris dipadukan dengan dekorasi bunga tradisional Bali. Ukiran fasad menciptakan kombinasi cahaya dan bayangan, yang paling sesuai dengan suasana lobi dan ruang publik bangunan utama. Bayangan berpola dapat dilihat di lantai dan dinding. Pada malam hari, lampu interior memancarkan cahaya dari dalam dan melalui ukiran. (5) Pada pola repetisi pembentuk Secondary Skin pada Bangunan Lobi berbentuk susunan segitiga yang dapat dilambangkan sebagai harmoni. Segitiga juga merupakan simbol stabilitas. Konsep Tri Hita Karana, falsafah keseimbangan hidup masyarakat Hindu Bali, meliputi hubungan yang harmonis dengan Tuhan, antara manusia dengan sesama, dan antara manusia dengan lingkungan. (6) Pola penepatan massa bangunan Penginapan/ Utama bersifat linear dengan pada bagian depan dan tengah massa terdapat kolam air. Gagasan Simbolik dari Zonasi Tri Mandala dibagi menjadi utama, madya dan nista. Massa bangunan hotel ditata dalam bentuk massa U yang sederhana untuk menciptakan kesan ruang yang dinamis. 

Gambar

“Motif Ukiran Pada Fasad Lobi”

Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan.

  2. Membahas karya melalui pendalaman semiotika.


30.  Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Karya Lukis Erica Hestu Wahyuni “Vacation in Prosperity Land”


Judul

Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Karya Lukis Erica Hestu Wahyuni “Vacation in Prosperity Land”

Kutipan Jurnal

Ajeng, A. N. (2021). Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Karya Lukis Erica Hestu Wahyuni “Vacation in Prosperity Land”. Kusa Lawa, 1(1), 42-47.

Halaman

6

Tahun

2021

Penulis

I Nindan Ajeng

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

30 November 2023

Objek yang dikaji

Karya Lukis Erica Hestu Wahyuni “Vacation in Prosperity Land”

Metodologi

Pada penelitian ini, jenis metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Tahap pertamayangdilakukan penelitian kualitatif, yakni pengumpulan data, apabila data sudah terkumpul selanjutnyaadalahmenyaring data-data tersebut kemudian dianalisa.

Hasil Analisis

Hasil kajian semiotika dalam karya lukis ini terlihat bahwa terdapat visual dankomposisi warna yang menunjukkan bahwa Erica berhasil mengangkat sesuatu yang kompleks menjadi hal yangsederhana.

Kesimpulan

Erica dalam proses penciptaan karya lukis selalu berangkat dalam hal-hal yang beradadilingkungan sekitar. Erica memiliki karakteristik dan gaya tersendiri dalam menciptakan karya. Ericasangat terkenal dengan karya-karyanya yang naif, semua karyanya bergaya naif seperti karya anak-anakbegitu pula karyanya yang berjudul Vacation in Prosperity Land. Karya lukis Vacation in ProsperityLand oleh Erica Hestu Wahyuni merupakan karya yang bergaya naif yang memperlihatkan kebahagiaandunia anak-anak yang penuh dengan keceriaan dan kebahagiaan. Tanda-tanda yang menjelaskanakanmakna tersebut berupa figur-figur manusia, hewan, pemandangan alam, mobil. Dari hal-hal yangsangatkompleks tersebut, Erica berhasil membuatnya dengan bentuk yang sederhana sesuai denganpemikirananak-anak. Pemilihan warna yang menarik dan berani menambah nilai estetika pada karya tersebut. Padakarya ini, Erica juga memperlihatkan kecintaannya dengan binatang-binatang terutama gajah. Gajahyangjuga menjadi sumber inspirasinya dalam berkarya. Tak hanya itu, banyak oarang-orang yang menjadikankarya Erica sebagai ide dan acuan dalam berkarya. Karakteristiknya yang kuat yang menjadikannyaselalubersinar diranah keseni rupaan Indonesia maupun di luar negeri. 

Gambar

“Lukisan Vacation in Prosperity Land oleh Erica Hestu Wahyuni”

Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Sama-sama membahas lukisan.

  2. Membahas karya lukis melalui pendalaman semiotika.


31.  Analisis Logo Uniqlo dalam Mencitrakan Uniqlo sebagai Merek Ritail Pakaian Asal Jepang Melalui Penerapan Teori Charles Sanders Peirce


Judul

Analisis Logo Uniqlo dalam Mencitrakan Uniqlo sebagai Merek Ritail Pakaian Asal Jepang Melalui Penerapan Teori Charles Sanders Peirce

Kutipan Jurnal

Gurning, L. R., & Dirgantara, A. H. (2020). Analisis Logo Uniqlo dalam Mencitrakan Uniqlo sebagai Merek Ritail Pakaian Asal Jepang melalui Penerapan Teori Charles Sanders Peirce. Magenta| Official Journal STMK Trisakti, 4(2), 629-651.

Halaman

23

Tahun

2020

Penulis

Linda R. M. Gurning dan Ahmad Habibi Dirgantara

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

6 Januari 2024

Objek yang dikaji

Logo Uniqlo

Metodologi

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode ini dilakukan dengan cara menguraikan teori, data dan informasi berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap visual logo Uniqlo. Kemudian hasilnya dijabarkan yang berupa analisa dari makna-makna yang terdapat pada logo Uniqlo berdasarkan teori semiotika Charles Sander Peirce

Hasil Analisis

Dari hasil analisa diperoleh hasil bahwa berdasar analisa melalui ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol) menggunakan teori semiotika Charles Sander Pierce maka logo Uniqlo menggambarkan bahwa: (1) Uniqlo adalah merek pakaian yang berasal dari Jepang untuk dunia. (2) Uniqlo menawarkan kenyamanan dan kesederhanaan pada prodaknya. (3) Uniqlo menawarkan gaya busana Jepang (kasual, sederhana) untuk dipakai semua orang. (4) Dan traget marketnya di pasar internasional

Kesimpulan

Bentuk logo, warna, struktur dan garis besar logo Uniqlo memiliki kesederhanaan yang dapat disimpulkan “Sebagai sebuah perusahaan resmi dari Jepang, yang menjual pakaian sederhana dan modern, berusaha kuat dan konsisten menuju pasar internasional, dengan melakukan pelayanan yang baik dengan keterbukaan, sehingga pelanggan nyaman”

Gambar

“. Anatomi letter mark Logo Uniqlo”

Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan.

  2. Membahas sebuah karya atau desain melalui pendalaman semiotika.


32.  Analisis Semiotika Self-Love (Mencintai Diri Sendiri) dalam Video Klip “Jiwa yang Bersedih” Ghea Indrawari


Judul

Analisis Semiotika Self-Love (Mencintai Diri Sendiri) dalam Video Klip “Jiwa yang Bersedih” Ghea Indrawari

Kutipan Jurnal

Setiawan, H. (2023). Analisis Semiotika Self-Love (Mencintai Diri Sendiri) dalam Video Klip “Jiwa yang Bersedih “Ghea Indrawari. Sintaksis: Publikasi Para ahli Bahasa dan Sastra Inggris, 1(5), 08-23.

Halaman

16

Tahun

2023

Penulis

Herri Setiawan

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

6 Januari 2024

Objek yang dikaji

Video Klip “Jiwa yang Bersedih” Ghea Indrawari

Metodologi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang memiliki hasil penelitian berupa kata-kata tertulis dari orang-orang serta perilaku yang dapat diamati. Selain itu, pendekatan kualitatif juga merupakan pendekatan yang bersifat empiris, di mana pengamatan atas datanya didasarkan pada ungkapan subjek penelitian (Mulyana, 2013). 

Hasil Analisis

Hasil dari penelitian ini terdapat 3 aspek yaitu self-love sebagai cinta lembut untuk diri sendiri yang berfokus kepada penanaman, perawatan, dan pengembangan diri sendiri. Self-love sebagai keadaan apresiasi terhadap diri sendiri yang bersifat dinamis, yaitu tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual diri. Self-love sebagai perasaan nyaman dan kemampuan menyisihkan waktu untuk mengasuh diri sendiri.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dalam penelitian berjudul analisis semiotika Self-Love (Mencintai Diri Sendiri) dalam video klip “Jiwa yang Bersedih” Ghea Indrawari yaitu self-love sebagai cinta lembut untuk diri sendiri yang berfokus kepada penanaman, perawatan, dan pengembangan diri sendiri. Self-love sebagai keadaan apresiasi terhadap diri sendiri yang bersifat dinamis, yaitu tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual diri. Self-love sebagai perasaan nyaman dan kemampuan menyisihkan waktu untuk mengasuh diri sendiri

Keharmonisan diri, keharmonisan keluarga, keharmonisan sosial memiliki hubungan sangat erat. Selain itu, tanggung jawab diri merupakan komponen penting dari self love. Dalam konsep ini, self love didasarkan pada tanggung jawab diri yang berpusat pada pengendalian diri. Konsep ini memandang individu sebagai sesuatu yang tertanam dalam jaringan hubungan sosial. Self love tidak hanya menyebabkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain, namun juga dapat membuat seluruh masyarakat menjadi lebih baik.

Gambar


Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan.

  2. Membahas sebuah karya atau desain melalui pendalaman semiotika Charles Sanders Peirce.


33.  Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce Gambar Ilustrasi “Pandemi Vs Baliho” Pada Akun Instagram Tempo


Judul

Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce Gambar Ilustrasi “Pandemi Vs Baliho” Pada Akun Instagram Tempo

Kutipan Jurnal

Ramadhani, R. F., Rasyid, A., & Ritonga, S. (2023). Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce Gambar Ilustrasi “Pandemi Vs Baliho” Pada Akun Instagram Tempo. Berajah Journal: Jurnal Ilmiah Pembelajaran dan Pengembangan Diri, 3(1), 143-154.

Halaman

12

Tahun

2023

Penulis

Rizky Fitri Ramadhani, Abdul Rasyid, Sakti Ritonga

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

6 Januari 2024

Objek yang dikaji

Gambar Ilustrasi “Pandemi Vs Baliho” Pada Akun Instagram Tempo


Metodologi

Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode  analisis  Sign  (Tanda),  Object  (Acuan  Tanda),  Interpretant  (Penggunaan  Tanda). Penelitian  ini  menggunakan  jenis  metode  penelitian  kualitatif  dengan  pendekatan  deskriptif

Hasil Analisis

Hasil  dari penelitian ini dapat dijelaskan jika gambar ilustrasi “Pandemi VS Baliho” merupakan penggambaran peristiwa yang benar-benar terjadi di Indonesia dan gambar tersebut merupakan gambar satire atau makna pesan  sindiran  yang  ditujukan  kepada  para  tokoh  politik  yang  melakukan  pemasangan  baliho  di  masa pandemi, melalui gambar ini ilustrator ingin “menyentil” para tokoh politik tersebut.

Kesimpulan

Dari  hasil  analisis  dengan  semiotika, maka dapat disimpulkan makna yang terdapat dalam gambar ilustrasi “Pandemi VS Baliho” menyatakan bahwa dalam gambar merupakan gambaran  situasi  yang  benar-benar  terjadi  di Indonesia,  dan  bermaksud  sebagai  sindiran juga,  ilustrator  ingin  menyampaikan  pesan untuk  “menyentil”  atau  mengingatkan  para tokoh  politik  yang  memasang  baliho  di  masa pandemi,    dimana    sedang    terjadi    krisis ekonomi    dan    masyarakat    banyak    yang membutuhkan    bantuan    tidak    seharusnya mereka memikirkan kampanye untuk pemilihan umum 2024 yang akan datang.

Gambar


Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan.

  2. Membahas sebuah karya atau desain melalui pendalaman semiotika Charles Sanders Peirce.



34.  Kesehatan Mental Dalam Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Pada Film “Ngeri-ngeri Sedap”


Judul

Kesehatan Mental Dalam Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Pada Film “Ngeri-ngeri Sedap”

Kutipan Jurnal

Aulia, R., & Rozi, F. (2023). Kesehatan Mental Dalam Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce Pada Film “Ngeri-ngeri Sedap”. Jurnal Ilmiah Research and Development Student, 1(1), 63-73.

Halaman

11

Tahun

2023

Penulis

Risa Aulia, Fakhrur Rozi, dan Ismail

Reviewer

Seren Dipity May Putri

Tanggal

6 Januari 2024

Objek yang dikaji

Film “Ngeri-ngeri Sedap”

Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis Charles Sanders Pierce yang memiliki tiga bagian serta disebut sebagai teori segitiga yaitu sign, object, dan interpretan

Hasil Analisis

Hasil pada penelitian ini memperlihatkan bahwa  kesehatan  mental  memberikan  sebuah  edukasi  pesan  terkait kondisi psikologi sesorang dalam ruang lingkup keluarga ataupun masyarakat. Cakupan dalam  kesehatan  mental  yang  terbagi  menjadi  tiga  bagian  antara  lain  stress, ketidakmampuan  dalam  menyesuaikan  diri,  dan  pengambilan  keputusan  yang direpresentasikan dengan psikis dan fisik

Kesimpulan

Dari  hasil  analisis  kesehatan mental pada film “Ngeri-Ngeri Sedap” selain membahas terkait budaya tentunya jika ditelaah melalui karakter memunculkan kategori keshatan mental lewat  pemerannya.  Kesehatan  mental  lewat  film  ini,  dijadikan  sebuah  edukasi penyampaian pesan melalui gambaran kehidupan ruang lingkup bermayarakat. Dengan menggunakan metode triadic Charles Sanders Pierce tentunya pengambilan gambar yang dijadikan tanda kemudia ditafsirkan maknanya menjadi sebuah pesan lewat visual dan alur cerita pada film tersebut

Gambar


Perbandingan dengan Artikel Ilmiah Saya

  1. Tidak membahas lukisan.

  2. Membahas sebuah karya atau desain melalui pendalaman semiotika Charles Sanders Peirce.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perumusan Masalah Penulisan Artikel Ilmiah Karya Seni

Pemikiran Mendasar Mengenai Seni Dalam Diri